hitcounter
Sunday , May 19 2024
musik keroncong

Musik Keroncong, Daya Tarik Pariwisata Indonesia

Musik keroncong ternyata mampu menjadi magnet wisatawan. Bahkan, musik ini dapat memancing luapan emosi para wisatawan, baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Melihat hal itu, Kementerian Pariwisata memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan konser musik keroncong bertajuk  “Senandung Keroncong Indonesia: Sundari Soekotjo 40 Tahun Berkarya” yang akan berlangsung di Ciputra Artpreneur Theater, Jakarta, pada 21 April 2016 mendatang.

Penyelenggaraan konser musik keroncong yang akan berkolaborasi dengan genre musik lainnya ini dalam rangka melestarikan musik keroncong sebagai aset budaya bangsa yang bisa menjadi daya tarik pariwisata Indonesia. Acara ini juga sebagai bentuk apresiasi kepada penyanyi Sundari Soekotjo  yang selama 40 tahun berkarya untuk kemajuan musik keroncong di Tanah Air.

“Musik keroncong merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan, di antaranya dengan menjadikannya sebagai daya tarik pariwisata yang dikemas dalam Pesona Indonesia dan Wonderful Indonesia. Hal itu juga upaya untuk mendongkrak pariwisata yang tahun ini menargetkan kunjungan 12 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan 260 juta pergerakan wisatawan nusantara (wisnus),” ungkap Tazbir, Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata.

Tazbir menjelaskan, musik (termasuk musik keroncong) dan pariwisata mempunyai hubungan sangat erat karena  sama-sama creative industry atau cultural industry atau termasuk kategori gelombang keempat setelah tiga gelombang Alfin Toefler selesai, yakni pertanian, manufaktur, dan teknologi informasi.

“Musik keroncong dapat dilestarikan melalui kegiatan pariwisata, sebaliknya pariwisata dapat dipromosikan melalui kegiatan musik,” kata Tazbir.

Tazbir mencontohkan sejumlah event pariwisata berupa pertunjukan konser musik, seperti Java Jazz dan Batam Jazz Festival, yang digelar setiap tahun banyak diminati para penggemar jazz dan juga wisman yang datang dari berbagai negara. Begitu pula tur band Slank di kota-kota besar Indonesia yang menarik minat para fans Slank dari berbagai kota untuk datang ke tempat konser. Hal tersebut juga merupakan pergerakan wisatawan nusantara.

“Dalam konser tersebut tidak jarang dilakukan kolaborasi antara musik jazz, metal, atau pop. Semuanya menjadi sebuah sajian hiburan yang menarik bagi wisatawan,” ungkap Tazbir.

Pergelaran konser musik “Senandung Keroncong Indonesia: Sundari Soekotjo 40 Tahun Berkarya” di Ciputra Artpreneur Theater yang memiliki  kapasitas 1.100 penonton tersebut dibuat menarik dan unik dengan menampilkan kolaborasi antara  Sundari Sukotjo dengan sejumlah penyanyi papan atas dari berbagai aliran (genre) musik, seperti campur sari, pop, jazz, dangdut, reggae, blues, metal, underground, disc jockey (DJ), dan lainnya.

Sejumlah penyanyi dan musisi kenamaan lain juga ikut mendukung konser tersebut, antara lain Rossa, Ikke Nurjanah, Intan Soekotjo, Kunto Aji, Didi Kempot, Wingky Wiryawan, Topan Tofano, Evan Virgan, Dian Mita, Keroncong Tujuh Putri, dan musisi Dwiki Dharmawan Orchestra. Pada kesempatan itu, Sundari Soekotjo bersama rekan-rekan musisi akan membawakan beragam lagu dengan aransemen keroncong yang diperkaya dengan warna dan penampilan yang lebih atraktif.

Penyanyi keroncong Sundari Untinasih Soekotjo mulai bernyanyi keroncong sejak usia 10 tahun, kemudian memulai debutnya secara professional setelah menjadi juara Bintang Radio & Televisi jenis Keroncong tahun 1979. Dalam perjalanan selama empat dekade hingga kini, wanita kelahiran Jakarta pada 14 April 1965 ini terus berkarya sebagai artis penyanyi keroncong dan banyak digemari masyarakat dari kalangan tua maupun muda di Tanah Air.

Musik Keroncong, Wisata Berbalut Kebudayaan

About admin

Check Also

Klub Teratas Asean Mulai Perjalanan Perebut Gelar Juara Asean Club Championship Shopee Cup

Ho Chi Minh City, Vakansi – Klub-klub sepakbola papan atas di Asia Tenggara akan memulai …

Leave a Reply