Di tengah perkembangan teknologi digital yang luar biasa, terdapat peningkatan bahaya terpapar pornografi dan pelecehan seksual di ruang digital. Sebagai individu setiap orang dapat mengambil peran untuk menjadi solusi, misanya sebagai guru, aktivis, dan orangtua, dengan mengamankan anak-anak dari paparan pornografi.
“Pendidikan dan kolaborasi bisa menjadi langkah perlindungan terhadap bahaya pornografi dan pelecehan seksual. Terutama terhadap anak dan keluarga,” kata Anang, seorang Guru dan Pegiat Literasi saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, pada Jum’at (27/8/2021).
Pendidikan menurutnya menjadi pondasi untuk memerangi pornografi, dimulai dari pendidikan oleh orangtua di rumah yang menanamkan nilai-nilai baik terhadap anak. Kemudian guru di sekolah dalam pendidikan formal, namun sebenarnya pendidikan bisa didapat di mana saja. Kedua kolaborasi, menyatu dengan orang-orang yang memiliki tujuan sama juga bisa menjadi langkah untuk memerangi pornografi dan pelecehan seksual.
Memerangi pornografi dan kekerasan seksual bisa dilakukan dengan cara memenuhi media sosial kita dengan konten-konten positif salah satu cara melawan. Saat pendidikan dan kolaborasi sudah kuat, kita pun siap untuk melawan. Selain itu, literasi digital juga memiliki peran penting bahaya pornografi dan pelecehan seksual di ranah digital.
“Jangan beri peluang pornografi dan kekerasan seksual memasuki wilayah kehidupan kita,” tuturnya lagi,
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Intan Maharani, COO PositiVibe, dan Aris Munandar, PP Forum TBM/ Founder Matahari Pagi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.