Menurut data dari We Are Social dan HootSuit, sebanyak 73,7% masyarakat Indonesia yaitu 202,6 juta jiwa sudah aktif menggunakan internet. Penggunaan mobile phone untuk melakukan belanja online pun kian meningkat, dari sebelumnya yang harus bertransaksi ke suatu tempat dan membutuhkan pertemuan fisik.
“Hal yang menarik pembelanjaan melalui online itu apapun jenis device-nya sudah mencapai 81,7%, jadi warga Indonesia hampir semuanya melakukan pembelanjaan online dan 79,1% melakukannya melalui mobile phone,” ujar Boyke Nurhidayat, dari Divisi Kerjasama Edukasi4ID saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, pada Kamis (12/8/2021).
Peningkatan transaksi pembelanjaan online ditenggarain juga karena kondisi pandemi. Selain itu saat ini metode e-payment atau pembayaran elektronik sudah menjadi bagian dari hidup generasi milenial. Di mana sebanyak 75% diketahui dari hasil riset Tim Survei Warta Ekonomi pada Januari 2020, menggunakannya karena tertarik dengan promo.
Sementara itu terdapat risiko dari transaksi belanja online, menurut data KataData.co.id data pengguna marketplace di Indonesia rentan mengalami kebocoran. Data tersebut diduga dicuri oleh sekelompok peretas. Pola peretasan menggunakan kata kunci corona atau Covid-19 untuk memancing pengguna. Ada penipuan phising melalui email, penguncian perangkat saat instal aplikasi, dan memancing pengguna dengan masuk ke website bertema corona.
Lalu bagaimana cara melindungi data kita di internet? Boyke menyebut untuk mengecek URL, mengundu aplikasi dari sumber yang terpercaya misalnya Google Play atau App Store, jangan lupa untuk mengupdate software. Update software tersebut biasanya dilakukan developer untuk menutup kekurangan agar tidak ada kesempatan untuk penjahat online.
Perhatikan fake email berisi spam yang sering masuk, cek pengaturan keamanan misal reset password secara berkala, hindari juga penggunaan wifi publik, jangan lupa log out akun setelah selesai menggunakan, dan gunakan password yang kuat dan sulit ditebak, gunakan two factor authentication, dan tidak mengunggah sembarang informasi pribadi.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Andri F, Dosen Universitas Pelita Bangsa Cikarang, Vivi Indrayani, Marcomm & Promotion Specialist, dan Yoga Religia, Dosen dari Universitas Pelita Bangsa Cikarang.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.