hitcounter
Tuesday , January 14 2025

Jaga Akhlak Bangsa dengan Beretika yang Baik

Abad 21 ini akan menjadi sebuah peluang yang sangat besar, di situ akan terbuka kesempatan-kesempatan emas. Kemudian potensi akan semakin melebar, pintu-pintu kran demokrasi, kebebasan di dalam berorganisasi. Kita memiliki hak-haknya tersendiri, ada demokrasi dan kreativitas.

Rizwan Nurpolah, guru SMPN 33 Kota Bandung mengatakan, masyarakat akan semakin terbuka tetapi ada yang harus diingat oleh para generasi muda. Kesempatan dan peluang yang begitu bebas harus dipersiapkan. Sebab ada teknologi yang begitu luar biasa, hari ini detik ini semakin hari semakin terbuka. Kesiapan masyarakat diuji begitu juga dengan para orang tua, kita harus mendidik anak-anak sesuai pada zamannnya. Oleh karena itu yang diperlukan kecerdasan untuk memunculkan sebuah apa sikap yang luar biasa yaitu bijak di dalam berinternet.

“Tingginya suatu bangsa, menjulangnya suatu negara atau bangsa di dunia ini itu tergantung kepada kepada akhlaknya oleh karena itu etika penggunaan internet itu harus diperhatikan karena kita kini hidup di dunia digital. Tidak hanya cakap menggunakan gawai, tetap berbudaya Indonesia dan paling penting lagi yakni beretika di ruang digital,” ungkapnya saat mengisi webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (15/11/2021).

Sebagai pengguna media digital harus memahami ruang lingkup etika secara umum dan khusus lalu ada etika individual, sosial dan sikap terhadap sesama. Kemudian mengerucut dalam etika sosial itu seperti apa, begitu juga etika di dalam keluarga, ada profesi juga etika politis juga lingkungan hidup.

Jadi, dari mulai etika khusus yang mengerucut hingga menjadi etika sosial, lebih terperinci seperti etika profesi dibagi lagi biomedis, hukum. Begitu juga di dunia digital, bagaimana etika itu dilaksanakan agar kita dapat melakukan berbagai banyak hal seperti perniagaan, bisnis, sosialisasi dan lainnga. Bagaimana kita bisa menjunjung tinggi etis dalam digital.

“Kita harus bijak menggunakan media digital jangan sembrono sehingg nanti pada saat kita melakukan sebuah interaksi atau transaksi, kita harus berani say no to hoax. Jangan sampai kita tidak peduli dengan hoaks yang semakin merajalela. ketika akan membagikan informasi kita harus memiliki filter yang kuat jangan hanya karena ada yang menarik langsung membagikan. Sebab akibatnya kita sendiri yang akan rugi kita akan berhadapan dengan hukum,” jelasnya.

Bagaimana undang-undang teknologi ini yang harus kita junjung bersama, stop bullying. Bullying itu bukan hanya pada saat kita bertemu secara fisik saja tetapi bisa dilakukan melalui jejaring sosial. Bahkan dampaknya bisa lebih parah karena bukan hanya dalam lingkup lokal namun lebih luas. Mengatakan sesuai kekurangan hingga body shaming juga termasuk bullying. Siapapun dapat melaporkan jika mereka merasa terganggu dengan apa yang kita lontarkan.

Dimana langit dijunjung di situ bumi dipijak tidak bisa kita lepas dari etikanya. Negara akan hancur jika moral dan etika anak-anaknya sudah tidak ada lagi. Kejahatan di dunia dapat terjadi jika etika diabaikan karena etika memiliki peranan penting untuk bisa menjaga stabilitas kondisi di masyarakat termasuk di ruang digital.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (15/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Rido (Virtual Coordinator Jawa Barat), Hani Purwanti (Entrepreneur & Relawan TIK), Diondy Kusuma (Digital Marketer), dan Winda Ribka sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

ASUS Perluas Lini PC Buatan Dalam Negeri

Jakarta, Vakansi ā€“ ASUS mengumukan perluasan produksi lini PC dalam negeri. Setelah mulai memproduksi laptop …

Leave a Reply