Bicara mengenai budaya maka tak lepas dari transformasi digital yang terjadi karena adanya globalisasi dan digitalisasi. Secara tak sadar, masyarakat mengalami transformasi digital hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan internet sebagai bagian dari hidup yang tak terpisahkan.
Loka Hendra, Head of Food and Beverage Cinepolis Indonesia mengatakan, internet saat ini menjadi pendukung segala sektor dari pekerjaan, pendidikan dan ekonomi. Internet ikut didukung dengan pengembangan smartphone yang bukan sekadar alat komunikasi lagi namun pendukung hidup.
āSejak pandemi, transformasi digital pun mengalami percepatan akses. Karena imbasnya berbagai macam sektor menurun, namun justru ada pula bidang pekerjaan yang naik,ā kata saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Sumedang, Jawa Barat I, pada Selasa (26/10/2021).
Berbagai jenis industri pun harus beradaptasi, seperti UMKM beralih menggunakan sumber daya digital dengan memiliki toko online di marketplace. Serta adaptasi ke sistem pembayaran yang elektronik, e-money, serta bidang pendidikan yang kini menerapkan e-learning.Ā Hal tersebut membuka peluang semakin luas di ruang digital. Sebab tidak ada batasan di ruang digital dan kini sudah cukup sulit dipisahkan dari kehidupan manusia.
Transformasi digital pun jadi pintu masuk terjadinya perubahan perilaku dan pola pikir. Selain itu peluang digital menjadi kekuatan baru yang memungkinkan terjadinya kolaborasi, fleksibilitas, dan memberi keuntungan. Serta tersedianya banyak program akselerasi akses digital transformasi.
Berbagai hobi bisa menjadi potensi pundi-pundi uang. Misalnya profesi graphic designer, YouTuber, food blogger, online handcraft.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Sumedang, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Henry V Herlambang, CMO Kadobox, Nandya Satyaguna, seorang medical doctor, Iman Darmawan, Fasilitator Public Speaking, dan Manda Utoyo, seorang Digital Creator.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.