Kemajuan teknologi memang sangat membantu segala aspek dalam kehidupan, seperti mencari informasi dan bersosialisasi. Tetapi, kalau terlalu sering menggunakannya justru dapat mengakibatkan kecanduan media sosial yang justru akan berpengaruh pada kualitas hidup.
Selain itu juga media sosial bisa tetap terkoneksi dengan dengan teman dan keluarga di mana pun berada, media sosial menjadi tempat untuk dapetin informasi dan tren terbaru. Tapi harus disadari kalau sesekali break dari media sosial alias social media detoks.
“Detoks media sosial adalah break sejenak dari segala aktivitas di media sosial dan mengalihkan diri dengan kegiatan lain. Nggak cuma tubuh yang butuh detoks dari makanan, ternyata jiwa kita juga butuh untuk melakukan social media detoks untuk kesehatan mental,” ungkap Clara Marisa Purnamasari, Associate Wealth Planner & Internasional Campus Ambassador at IMUN dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Rabu (23/6/2021).
Lanjut dia, selain punya dampak positif di atas, media sosial juga ada efek negatif kalau dipakai secara berlebihan Ada baiknya detoks sosmed bisa di praktekkan untuk mulai mengurangi “candu dunia maya”. Ini dia tipsnya:
- Jauhkan handphone dari jangkauan. Memulai detoks sosmed memang tidak mudah, apalagi jika memiliki waktu luang. Begitu ada kesempatan, segera jauhkan gawai dari jangkauan. Terutama jika sedang tidak punya banyak aktivitas. Segeralah “isi” tangan kosong dengan kegiatan lain agar tidak kepikiran gawai. Jika perlu ubah ke mode sunyi atau getar agar lebih fokus. Begitu pun saat sedang berkumpul bersama keluarga atau kerabat. Ajak mereka juga untuk berkomitmen meletakkan gawai jauh agar lebih fokus bersosialisasi dan menghabiskan waktu berharga bersama-sama.
- Matikan notifikasi media sosial. Agar tidak sebentar-sebentar tergoda cek gawai untuk melihat update terbaru. Kecuali memang akun tersebut digunakan untuk kebutuhan bekerja. Bila perlu, atur aplikasi apa saja yang dipasang di tampilan depan gawai. Usahakan pasang yang diperlukan saja.
- Buat area “Bebas Handphone”. Meski terdengar konyol, tidak ada salahnya untuk mencoba cara ini. Tentukan sendiri area mana di rumah yang tidak diperbolehkan membawa apalagi bermain gawai. Misalnya, di ruang TV atau ruang makan agar fokus berkumpul bersama keluarga.
- Buat jadwal “Hari Tanpa Media Sosial”. Tentukan satu hari dalam seminggu untuk momen “sehari tanpa media sosial”. Sehingga bisa menghabiskan waktu untuk berkumpul bersama teman atau keluarga, juga melakukan hobi.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, Rabu (23/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Ria Yusnita (Business Director at Benang Merah Creative & Digital), Satya Yozi (Former Account Executive of HASH Entertaiment), Ferally Mahardika Sutejo (Digital Media Bussiness Manager at Eventori), dan Key Opinian Leader Ayu Intan Permatasari (Brand Ambassador D’Savior).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.