Masyarakat Indonesia termasuk masyarakat yang breaking stereotypes, soal transisi perkembangan dari konvensional ke digital, masyarakat Indonesia termasuk cepat belajar karena penasaran dengan hal baru. Dapat dibayangkan jika masyarakat Indonesia rasa penasarannya untuk hal yang positif, kita bisa lebih maju dibanding negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Brunei. Sayang, kelemahannya masyarakat Indonesia itu mudah terprovokasi.
Seperti apa membangun sebuah stratergi untuk menjadi masyarakat digital yang berbudaya Indonesia. mengatakan, Pertama, membangun brand personality. Cara mengkomunikasinya, untuk tujuannya menyampaikan pesan bangga menjadi putra dan putri Indonesia.
āHarus dilakukan konten-konten kita harus mengenai informasi budaya bisa berupa produk-produk yang ada di Indonesia. Bisa juga mengutip seperti testimoni atau wejangan pahlawan,ā ujar Indra Ilham Riadi, pakar marketing digital dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/8/2021) siang.
Selanjutnya, teknik konten yakni ada pembagian saat kita memposting konten, ini berpengaruh karena ketika orang sudah senang dengan kita, ingin terhubung dengan kita. Caranya agar mereka tetap ada kedekatan dengan kita, jangan membuat mereka merasa ambigu, bingung. Intinya dalam membangun sebuah brand personality itu kita harus konsisten
Secara narrative headline juga sebenarnya penting kalau kita bermedia sosial. Indra menjelaskan, di media sosial sebenarnya sama seperti kita mengobrol dengan orang lain di dunia offline.
āDi media sosial itu kita tidak melakukan komunikasi satu arah, menjadi dua arah ketika ada yang berkomentar atau like. Maka dari itu yang harus kita lakukan ialah selalu membuat konten yang positif dan informatif, berguna. Tidak perlu membuat konten yang hitam atau mengandung perilaku buruk seperti menghujat. Jadilah orang yang ramah, kita di-follow oleh orang yang tidak kita namun buat agar saat berinteraksi mereka serasa semakin dekat,ā jelasnya.
Gunakan kata-kata yang tidak membosankan, tidak menggurui tapi menjadi orangyang menyenangkan saat diajak mengobrol. Persuasif, gunakan kata yuk, ayo! Untuk menjual produk atau brand bahasa yang digunakan harus persuasif agar audiens tertarik untuk menjadi pelanggan. Untuk desainnya, secara hirarki itu juga bagus, agar konten kita memiliki persona yang rapih, bersih, tertata agar mudah dibaca tidak membingungkan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/8/2021) siang juga menghadirkan pembicara Laura Jane (psikolog klinis dewasa), Farid Zamroni (Presidium Mafindo), Wijaya Kusuma (Ketua RTIK Kabupaten Subang), dan Inayah Chairunissa sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.