hitcounter
Saturday , December 21 2024

Pendidik di Era Transformasi Digital Harus Menciptakan Murid dengan Kemampuan Berinovasi

Adanya pandemi Covid-19 dan pesatnya teknologi telah mengubah cara masyarakat beraktivitas dan bekerja. Kehadiran teknologi sebagai kebutuhan masyarakat makin mempertegas bahwa telah terjadi transformasi digital.

“Di antaranya transformasi digital terjadi dari cara belajar saat ini dari offline ke online, lalu penggunaan buku manual menjadi e-book. Dulu bila murid mengumpulkan tugas dari buku, sekarang dengan pembelajaran online tinggal di submit menggunakan teknologi internet,” Kata Mardiana R.L Vice Principal Kinderhouse Pre-School saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I, pada Senin (23/8/2021).

Pendidik akhirnya harus mampu mengikuti perkembangan teknologi, oleh karena itu perlu mengubah metode pembelajaran dari content based learning menjadi outcome based education. Misalnya dari murid hanya bersikap pasif kini menjadi aktif, penilaian kepada murid sebelumnya hanya berdasarkan tugas-tugas namun menjadi penilaian yang berkelanjutan tak hanya dari tugas. Sebelumnya bila belajar hanya berupa hafalan, kini berubah menjadi critical thinking.

Selain metode pengajaran yang berubah, menurut Mardiana skills atau kemampuan murid pun ikut berkembang di abad ke-21. Terkait dengan pondasi literasi, kompetensi dan kualitas karakter murid. Tugas pendidik di sini yaitu menanamkan kepada peserta didik agar memiliki literasi digital supaya mereka dapat belajar mandiri.

“Sehingga murid-murid dapat mendalami pengetahuan sesuai dengan bakat talenta. Sistem pembelajaran kini pun mengacu agar murid yang dapat berkreasi dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat kita. Jadi di era ini pendidik harus menciptakan anak-anak yang berinovasi,” ujar Mardiana lagi.

Webinar Literasi Digital di Kota Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Roky R. Tampubolon, seorang Praktisi Hukum, Fiona Damanik Counseller di Multimedia Nusantara University, dan Benny Daniawan, Dosen Sistem Informasi Universitas Buddhi Dharma.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

TP-Link Perkenalkan Archer AX80, Router WiFi 6 Multi-Gig untuk Pengalaman Internet Maksimal

Jakarta, Vakansi – Kebutuhan akan koneksi internet yang cepat dan stabil semakin meningkat, terutama bagi …

Leave a Reply