Gerakan BISA ( Bersih, Indah , Sehat dan Aman) yang digulirkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) yang digulirkan di Nusa Tenggara Barat masuk hari kedua ini diselenggarakan di Desa Wisata Bonjeruk.
“Gerakan BISA yang diinisiasi Kemenparekraf sekarang ini dilakukan di desa wisata. Karena setelah dianalisis selama masa pandemic ini yang bisa bertahan itu desa wisata. Sehingga desa wisata itu cepat pulih dan juga sebagai mesin pemanasan kita di masa pandemic ini,” ungkap H Lalu Moh Faozal, Kepala Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB), saat meresmikan Gerakan Bersih,Indah, Sehat dan Aman (BISA) di Desa Wisata Bonjeruk, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu, (25/7/2020).
Lanjut Faozal, Karena selama pandemic Covid-19 dituntup orang berada diarea tertutup, untuk itu wisatawan banyak yang ingin lebih alam terbuka. Sehingga prioritas kita ini membuka dan bangkit pariwisatanya dengan desa wisata. salah satu desa wisatanya adalah Dewa Wisata Bonjeruk.
Usman, Ketua Pokdarwis Desa Bonjeruk, menjelaskan, desa ini telah berdiri sejak tahun 1852 dibawah pemerintahan kolonial Belanda. Sehingga bisa disebut desa tertua di Lombok Tengah. Desa ini memiliki delapan rumah peninggal jaman Belanda yang tersebar di berbagai titik.
“Selain sejarah, di Desa Bojeruk itu konsep wisata yang disuguhkan adalah Eco Culture, dimana wisata alam berbasis perkebunan atau pertanian berpadu dengan budaya masyarakat setempat. Dengan pasar wisatawan mancanegara, yaitu Eropa khususnya Belanda. Desa-desa ini telah memiliki paket wisata agro dan budaya,” ujar Usman.
Lanjut Usman, wisatawan yang berkunjung ke Desa wisata Bonjeruk bisa menyaksikan pembacaan naskah kuno dari Daun Lontar yang berisi syair-syair kuno berbahasa Sansekerta dilanjutkan dengan wisata perkebunan memetik buah-buahan langka atau sayuran kemudian mengunjungi kuliner khas seperti Kopi Sangrai. “Wisata tersebut bisa dilakukan dengan menggunakan bersepeda atau berjalan kaki,” paparnya.
Desa Bojeruk juga kental dengan adat istiadat yang masih berlaku Contohnya prosesi pernikahan yang tidak melalui cara dilamar terlebih dahulu tetapi dengan menculik calon mempelai wanita oleh calon mempelai pria, baru dikembalikan kepada orang tuanya.