Aktivitas dunia digital sudah mencakup semua lini kehidupan mulai ekonomi, pendidikan, pekerjaan dan hiburan. E-commerce sangat erat untuk kehidupan transaksi masyarakat. Membantu memudahkan belanja dan juga turut memajukan perekonomian bangsa dengan mendukung UMKM lebih luas pasarnya.
Untuk pembelajaran jarak jauh, Nurul Hidayatul Ummah, Ketua Pusat Ikatan Pelajar Putri NU mengatakan, sebelumnya sudah banyak diaplikasikan di luar negeri untuk jenjang universitas. Sekolah informal dengan berbagai jenjang sebagai bagian dari kursus juga sering dilakukan biasanya jika melibatkan banyak peserta dari berbagai negara.
Sekarang, bukan hanya pembelajaran dari jarak jauh saja namun pertemuan untuk skala besar pun dapat dilakukan. Sehingga urusan kantor, rapat bukan sebuah halangan, sedang berada dimanapun karyawan.
“Bahkan, sekarang tren co-working space, kantor bukan menjadi satu-satunya tempat bekerja. Di working space atau rumah pun dengan akses internet yang memadai. Pekerjaan pun dapat diselesaikan,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/7/2021).
Jadi saat pandemi diharuskan di rumah saja, Indonesia sendiri sudah masuk di era pemanfaatan digital meskipun masih adaptasi karena untuk pendidikan di Indonesia merupakan hal baru yang digunakan. Masih tahap pengenalan dan diharapkan nanti setelah pandemi ini bisa lebih meluas lagi untuk menerapkan distance learning.
Digital society atau masyarakat digital merupakan masyarakat yang struktur sosialnya adalah jaringan dengan mikro elektronik berbasis informasi digital dan teknologi komunikasi. Masyarakat digital itu masyarakat yang sudah beralih bertransformasi menjadi masyarakat yang sangat cakap digital.
“Tetapi harus dipahami dengan berbagai macam literasi digital juga pemahamannya agar masyarakatnya tidak menerima mentah-mentah informasi yang didapatkan,” ujarnya.
Kita pun dituntut untuk menjadi pintar di era digital. Internet memutus ruang dan waktu untuk bisa berhubung dengan siapapun dan memberikan manfaat dengan satu dan yang lainnya. Justru dengan ini kita jadi harus lebih kritis. Lebih bisa memilah dan memilih informasi yang didapatkan dari internet. Dengan berpikir kritis kita tak lagi mudah termakan isu dan informasi bohong yang menjamur di era digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Aris S. Supandi (Konsultan dan Relawan TIK Sukabumi), Ahmad Rofahan (RTIK Cirebon), Didin Hafidhuddin (Founder Gmath Indonesia) dan Ida Rhijnsburger sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.