Hoaks semakin merajalela, data menyebut hingga uldari awal tahun ini hingga Juni 2021 tercipta hoaks berjumlah 1.638. Sejak tahun 2014 tren hoaks meningkat untuk isu politik hingga 91,8 persen, agama 88,6 persen dan kesehatan 41 persen.
“Literasi membaca mungkin juga kurang karena mungkin saja mereka hanya membaca judul lalu disebarkan. Merasa semua informasi di media sosial itu penting sehingga layak untuk disebarkan,” jelas Dudi Rustandi, Dosen Telkom University dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (13/7/2021).
Mereka yang terpapar juga, Dudi menyebutnya sebagai orang yang sedang puber teknologi. Generasi baby boomers atau yang kini berusia 50 tahun ke atas. Mereka baru mengenal internet sehingga hingga saat ini masih terkaget-kaget dengan dunia digital. FOMO (Fear of Missing Out) atau resah saat ketinggalan tren. Ini berlaku juga bagi yang sudah kecanduan eksistensi. Tidak update sehari dia sudah merasa kehilangan dunianya.
“Sehingga ada merasa ada peran dalam menyebarkan informasi, dia tidak ingin ketinggalan untuk menyebarkan informasi. Merasa hebat dan keren jika dia yang paling tahu duluan,” ujarnya.
Seringnya informasi sesuai dengan pendapat kita dan seketika juga langsung merasa jika itu benar dan layak untuk dibagikan. Hal tersebut membuat kita dapat terpapar hoaks. Mengantisipasi hoaks yaitu dengan berpikir kritis elemen-elemen dasarnya, ketika kita tahu bahwa informasi tersebut mengandung informasi yang salah atau justru informasinya disalahkan.
“Berpikir kritis itu adalah ketika kita selalu mempertanyakan dengan informasi yang datang kepada kita atau skeptis. Ya kita harus selalu ragu itu ini bener nggak informasinya,” tuturnya.
Gerakan skeptisisme dalam diri kita terlebih dahulu baru kita cari kejelasannya. Kita teliti alamat websitenya, samakan dengan berita di media massa terpercaya dan lainnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (13/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Enda Nasution (Koordinator Gerakan #BijakBersosmed), Vitalia Fina Carla (Dosen Universitas Bali Internasional), Sri Astuty (Japelidi) dan Deananda Ayuputri sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.