Menurut data Internet World Stats pengguna Internet di Indonesia saat ini 212,35 juta dari total 276,3 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, sebanyak 170 juta jiwa sudah aktif di media sosial.Ā Indonesia juga tercatat sebagai 10 besar negara yang kecanduan media sosial denhan urutan ke-9 dari 47 negara yang dianalisis, di mana sebagian besar sudah mengakses melalui seluler.
Head of Government Relations & Public Affairs Pintaria (HarukaEdu), Riezky Delastama mengatakan, dengan aktivitas di internet yang semakin besar, keberadaan platform digital pun sangat membantu pelaku usaha. Internet disebutkan juga menyelamatkan bisnis UMKM dari pandemi Covid-19.
Menurut survei Katadata Insight Center (KIC) sekitar 81% pelaku UMKM di Jabodetabek menggunakan internet untuk membantu usaha mereka seama pandemi. Bahkan menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, nilai transaksi e-commerce tahun ini bisa mencapai Rp370 triliun.
āHal ini pun berdampak pada peningkatan ekonomi dan keuangan digital. BI mencatat nilai transaksi e-commerce semester I tahun 2021 mencapai 186,75 triliun atau naik 63,36% year on year,ā kata Riezky Delastama saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Tasikmalaya, Jawa Barat I, pada Rabu (1/9/2021).
Dia mengatakan, kenaikan transaksi di platform digital tersebut tak lepas dari digitalisasi sistem pembayaran dan meningkatnya preferensi dan akseptasi masyarakat terhadap teknologi digital. Lebih lanjut, ada dua kunci utama digitalisasi usaha yaitu kolaborasi dan inovasi. Pelaku usaha di Indonesia khususnya UMKM dituntut untuk mampu beradaptasi dengan segala kemajuan digitalisasi dan memahami perkembangan tren pasar dalam negeri maupun global.
āDi antaranya terdapat keuntungan bagi UMKM jika melakukan digitalisasi yaitu merespon perubahan gaya hidup, biaya lebih efisien, pemasaran semakin luas, dan kualitas produk dapat meningkat. Faktanya dari 64 juta UMKM di Indonesia, baru 13% di antaranya atau sekitar 8 juta yang masuk ke ranah digital,ā tutur Riezky.
Webinar Literasi Digital di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Dee Rahma, seorang Digital Strategist, Lasya Salsabila, Putri Padjajara 2021, dan Martha Mariska, Digital Banking Legal Counsel DBS Indonesia.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.