Sejak pandemi sekolah menerapkan sistem pengajaran secara daring lewat jaringan internet. Pemanfaatan teknologi komunikasi dan internet kini benar-benar nyata dimanfaatkan untuk kebutuhan pendidikan. Namun tentunya bukan tidak ada masalah, harus tetap ada peran komunitas akademik dalam pendidikan juga agar membantu mengatasi kesulitan yang dihadapi siswa maupun pendidik dalam menerapkan sistem pembelajaran di masa pandemi.
“Agar semua pihak baik guru, orangtua, dan murid dapat saling belajar dan memberi masukan. Dari sana akan muncul solusi, misalnya menemukan metode pembelajaran inovasi yang membuat sistem pengajaran menarik minat murid. Bisa juga dengan menyebarluaskan bahan ajar berupa ebook hingga pelatihan menggunakan aplikasi,” ujar Seno Soebekti, Pembina Olimpiade Sains Nasional Bidang Matematika saat webinar Literasi Digital Wilayah Kota Depok, Jawa Barat I, Rabu (1/9/2021).
Di samping itu komunitas akademik juga dapat berperan nyata menjaga etika dan perilaku digital sehat di tengah perkembangan tersebut. Seperti memerhatikan budaya dan etika dalam memanfaatkan intenet yang harus selalu orangtua dan guru ingatkan kepada anak-anak, sehingga jangan sampai mereka di dunia digital ini tidak memiliki etikanya.
“Orangtua, siswa, maupun guru harus menjalin komunikasi dengan orang lain yang kontinu, dengan komunitas lain misal grup What’sApp, Telegram, sehingga solusi dari segenap permasalahan yang terjadi di bidang pendidikan bisa mendapatkan pemecahannya,” kata Seno.
Kegiatan nyata yang bisa dilakukan seperti webinar dan pemaparan ilmu termasuk salah satu pengaplikasiannya untuk meningkatkan akademisi dan dunia pendidikan lebih berkembang lagi dari sisi orangtua, siswa, dan pengajar. Ikuti juga grup sesuai kompetensi yang dimiliki. Misalnya untuk menyebarkan aplikasi pembelajaran yang dapat berguna bagi dunia pendidikan.
Webinar Literasi Digital di Kota Depok, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Daniel Hermansyah, CEO of Kopi Chuseyo, Pipit Djatma, Fundraiser Consultant & Psychosocial Activist IBU Foundation, dan Asep H. Nugroho, Dosen Fakultas Teknik UNIS.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.