Diketahui saat ini pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 202,6 juta jiwa dengan 170 juta yang telah aktif di media sosial. Akhirnya penggunaan teknologi digital yang secara massif ini membentuk budaya digital dan melahirkan ancaman baru dari segi keamanan aktivitas di dunia maya.
“Ada ancaman pencurian data pribadi melalui internet, seiring gencarnya teknologi dan internet sebagai bagian hidup manusia modern sekarang,” kata Eko Ariesta, Founder & CEO Enterpro.id saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, (27/8/2021).
Eko mengatakan, ada empat hal umum yang mengancam keamanan data pribadi seseorang di internet. Pertama data pribadi seseoranb bisa digunakan untuk kriminal, yaitu data korban digunakan pelaku untuk melakukan aktivitas kriminal misalnya penyelundupan narkoba, aksi teror, alibi pembunuhan dan lainnya. Data pribadi yang dicuri juga bisa disalahgunakan untuk penyamaran, yaitu data korban digunakan pelaku sebagai identitas barunya misalnya imigran gelap, mata-mata, hingga pencemaran nama baik.
Sama bahayanya, dari sisi finansial data pribadi yang dicuri juga bisa digunakan pelaku untuk menguras keuangan korban atau relasi korban. Seperti dalam bentuk pencurian kartu kredit, mengambil kredit, penipuan, maupun pemerasan. Selanjutnya di bidang medis data pribadi seseorang juga bisa digunakan untuk kebutuhan medis, seperti pemalsuan hasil laboratorium dan ketergantungan akan obat-obat tertentu.
“Hal yang bisa dilakukan untuk menghindarinya adalah melindungi apa yang ada di dalam genggaman kita,” ujar Eko.
Data pribadi sebagai dokumen tidak penting yang sudah tidak digunakan sebaiknya dihancurkan. Di dunia online untuk melindungi data pribadi gunakan password dengan kombinasi angka dan huruf besar kecil sert simbol. Selanjutnya kode OTP merupakan kunci, sehingga jangan sembarangan untuk memberikannya.
Bijaklah saat menggunakan media sosial dan saat akan menjual handphone jangan lupa untuk factory reset agar semua data Anda hilang dan tidak disalahgunakan orang tak dikenal. Begitu pun saat browsing menggunakan komputer umum gunakan private browsing atau incognito mode dan selalu log out. Saat akan membeli device baru maka carilah yang memiliki keamanan finger print-nya atau biometriknya.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Majalengka, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Sandy Natalia, Co Founder of Beauty Cabin, Tarsono D. Mardiana, Wakil Bupati Majalengka, dan Aditya Nova, Ketua Jurusan Hotel & Pariwisata IULI.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.