hitcounter
Sunday , December 22 2024

Beberapa Cara Mencegah Cyberbullying

Bullying merupakan perilaku menyimpang yang masih banyak dilakukan sebagian orang hingga saat ini. Di dunia maya bullying dikenal dengan sebutan cyberbullying. Cyberbullying dipahami sebagai tindakan yang merugikan atau menyakiti orang lain melalui penggunaan teknologi komputer dan internet.

Menurut pemaparan Agung Gita Subakti, Lecturer Specialist S2, data dari Broadband Search menyatakan, platform Instagram dan Facebook memegang peranan terbesar dalam perilaku negatif ini. Sedangkan Twitter menempati urutan terendah sebagai platform media sosial dengan cyberbullying.

Bentuk cyberbullying paling umum adalah flaming, yakni melakukan penyerangan verbal berupa hujatan, cacian, hinaan, atau panggilan buruk kepada seseorang di forum publik. Lanjutnya, terdapat harassment, fitnah, meniru, penipuan, penguncilan, dan cyberstalking atau penguntitan.

“Bentuk cyberbullying harassment bisa dilakukan oleh siapapun dan di mana pun. Dengan kebanyakan target atau korban adalah wanita maupun anak kecil,” ujar Agung, dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (29/6/2021).

Agung mengatakan, dampak cyberbullying terhadap korban sangat mengkhawatirkan. Beberapa kasus di luar negeri mengakibatkan korban yang mengalami cyberbullying melakukan tindakan fatal hingga mengorbankan nyawa. Cyberbullying memungkinkan korban menarik diri dari lingkungan, mengganggu psikologis, depresi, hingga bunuh diri.

Bijak dalam bermedia sosial dapat mengurangi cyberbullying, baik sebagai pelaku maupun korban. Cara mencegahnya dapat dilakukan dengan membatasi postingan, menghindari konten yang mengganggu, menyeleksi teman di media sosial, dan tidak sembarangan bercerita. Tindakan preventif ini dapat dimulai dengan menanamkan prinsip pengguna media sosial memiliki beragam pandangan berbeda mengenai suatu postingan. Dari diri sendiri, bijak dan menimbang terlebih dahulu jika ingin berkomentar atau memposting sesuatu, terlebih jika menunjukkan ke arah cyberbullying.

“Perbedaan presepsi biasanya terjadi di media sosial, hal tersebut mengundang pro dan kontra yang bisa berujung kepada cyberbullying,” tutur Agung.

Tidak menanggapi konten negatif di media sosial merupakan langkah bijak untuk menghindari cyberbullying. Selain itu, juga dapat memaksimalkan fitur block dan report untuk hal-hal yang tidak disukai untuk menghindari cyberbullying. Langkah terakhir istirahat dan menghindari menggunakan media sosial untuk sementara waktu.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Probolinggo, Jawa Barat, Selasa (29/6/2021) ini juga menghadirkan pembicara Ferally Mahardika Sutejo (Digital Media Business Manager Eventori), Eliza Maghfira (Radio Broadcaster & Podcaster), Selamet (Ketua Bidang Program dan Aplikasi Informatika (APTIKA) RTIK), dan Key Opinion Leader Muhammad Iqbal Darmawan.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

 

 

About Pasha

Check Also

TP-Link Perkenalkan Archer AX80, Router WiFi 6 Multi-Gig untuk Pengalaman Internet Maksimal

Jakarta, Vakansi – Kebutuhan akan koneksi internet yang cepat dan stabil semakin meningkat, terutama bagi …

Leave a Reply