Cita-cita anak zaman sekarang tidak jauh-jauh dari media sosial yang mengisi hari-hari mereka. Menjadi konten kreatif atau media sosial specialist memang kini menjadi tren pekerjaan baru.
Memanfaatkan media sosial untuk meraup rezeki memang tidak ada salahnya, tanpa modal besar hanya butuh kreatifitas dan komitmen. Misalnya, menjadi YouTuber, blogger, Podcaster, selebgram mereka semua ini nantinya bisa juga menjadi influencer atau Key Opinion Leader (KOL). Begitu halnya dengan spesialis media sosial mengikuti gaya pemasaran promosi kekinian.
Perusahaan sudah berada di media sosial menjangkau konsumen. Tidak heran mereka yang memiliki keahlian di media sosial mulai dari membuat konten hingga memaksimalkan akun menjadi pekerjaan yang menjanjikan. Desainer grafis pekerjaan baru yang sedang laris karena, zaman sekarang tampilan website atau tampilan iklan sudah berbentuk grafis yang langsung ke ranah online tanpa dicetak.
Pekerjaan baru lagi yang akan terus dibutuhkan di era digital ialah data analyst digunakan untuk membaca data pelanggan dan desainer UI/UX untuk tampilan website yang tentu kini banyak perusahaan menggunakannya.
Dwi Wahyudi, Pengurus Wilayah TIK Indonesia yang juga seorang blogger, menceritakan pada Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Kamis (10/6/2021). Dia berkisah soal profesi blogger yang ditekuninya sejak tahun 2010. Menjadi blogger atau YouTuber 10 tahun yang lalu masih menjadi pekerjaan yang dipertanyakan. Sebab, belum banyak yang memanfaatkan untuk mencari rezeki. Blog dulu tempat curhat dalam versi panjang atau untuk karya novel ataupun puisi.
Namun semakin lama, blog tidak ubahnya seperti media massa yang berisi konten bermanfaat. Mengulas buku, tempat wisata, makanan hingga topik terkini pembacanya pun banyak. Membuat banyak brand yang ingin bekerjasama untuk diulas. Konon, testimoni seseorang lebih dipercaya ketimbang iklan biasa.
Maka, sekarang para blogger atau dalam bentuk video seperti YouTuber menjadi pekerjaan dengan penghasilan yang lebih besar dari pekerja konvensional.
Pekerjaan yang sangat berbeda tidak butuh kantor hanya cukup di rumah. “Jadi dari rumah pun udah bisa menghasilkan, jangan nanti viral dikira memelihara babi tahu-tahu keluar rumah untuk beli mobil, beli rumah. Padahal zaman sekarang yang penting ada internet. Ingat, pekerjaan yang menyenangkan itu adalah hobi yang dibayar,” ucapnya. Penghasilan dari menjadi blogger didapat melalui iklan di Google, review barang dan jasa hingga jasa digital marketing.
Menurutnya, jika ingin terjun pada pekerjaan digital, literasi harus terus ditingkatkan. Setelah itu tingkatkan bahasa Inggris minimal pasif karena di internet itu sebagian besar menggunakan bahasa Inggris. Kemudian menambah skill secara teori jika ingin menjadi desainer atau programmer. Jika ingin tampil di layar keterampilan public speaking dan membangun personal branding.
“Yang dibutuhkan kemauan, smartphone dan paling tidak laptop bagi para desainer. Jangan bilang nggak bisa, sekarang mau atau tidak. Setelah ada penghasilan barulah kita bisa beli kamera profesional tidak bisa mengembangkan diri ya ikut pelatihan,” ungkapnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Siberkreasi, ini juga menghadirkan pembicara lain seperti Dewi Sari, Kepala Sekretariat Mafindo, Nuril Hidayah, Ketua Komite Litbang Mafindo, Sri Astuti, relawan Mafindo wilayah Indonesia timur dan Selebgram Shinta Nova.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Webinar ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.