Buruknya cuaca di wilayah Jakarta sejak awal tahun 2016 membuat kunjungan wisatawan ke Pulau Seribu menurun, baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Hujan dan gelombang tinggi membuat banyak perahu yang biasanya bolak-balik mengantar wisatawan ke pulau-pulau di Kepulauan Seribu terpaksa bersandar. Penurunan jumlah wisatawan ke Pulau Seribu mulai terjadi sejak Desember 2015.
Joni Budi, Kepala Pelabuhan Kali Adem Unit Pelayanan Angkutan Perairan dan Kepelabuhan, Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta, menyatakan, pada akhir Maret terjadi penurunan jumlah wisatawan yang paling signifikan.
Menurut Joni, biasanya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kepulauan Seribu bisa mencapai 1.000 hingga 3.000 orang. Bahkan, pada hari libur bisa mencapai satu juta orang. Itu baru penumpang yang berangkat dari Pelabuhan Kali Adem, belum lagi para wisatawan yang berangkat menggunakan kapal kayu dari Muara Angke atau pengguna speed boat dari Marina Ancol. “Sejak berlangsung cuaca buruk dan gelombang tinggi ini, per hari hanya ada sekitar 300 orang yang berangkat ke Kepulauan Seribu dari Pelabuhan Kali Adem,” ujar Joni.
Micky Musleh, Ketua Asosiasi Pelaku Jasa Wisata Pulau Seribu, mengatakan, hujan dan banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya memberi dampak pada penurunan jumlah wisatawan ke Pulau Seribu. Selain itu, tingginya ombak dan cuaca buruk juga memaksa para pemilik kapal ojek maupun speed boat untuk menyandarkan armadanya.
Menurut Micky, penurunan jumlah wisatawan ke Pulau Seribu mencapai 80 persen. Dampaknya, penginapan, tempat penyewaan alat snorkeling, maupun tempat makan yang ada di pulau-pulau tujuan wisata di Kepulauan Seribu menjadi sepi
“Jika cuaca baik, setiap akhir pekan kunjungan wisatawan bisa mencapai 10.000. Namun, pada musim seperti sekarang, pulau wisata yang selama ini menjadi primadona wisatawan, seperti Pulau Pramuka, Pulau Pari, Pulau Tidung, dan Pulau Harapan, terlihat sangat sepi,” ujar Micky.
Budi Utomo, Wakil Bupati Kepulauan Seribu, mengakui kalau saat ini gelombang air laut masih tinggi sehingga wisatawan tidak memaksakan untuk berlibur. Hal itu perlu dilakukan demi keselamatan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan nantinya.
“Tunggu sampai cuaca baik. Saya juga minta kepada pemilik kapal ojek dan pelaku jasa wisata untuk bekerja sama dengan semua pihak terkait kondisi cuaca yang berubah-ubah sehingga tidak memaksakan berlayar ketika kondisi cuaca buruk,” kata Budi.
One comment
Pingback: Turis Kapal Pesiar Paling Menyukai Candi Borobudur – Vakansi.Co