Indonesia terus melakukan promosi pariwisata untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, termasuk mengincar kunjungan wisatawan bahari karena Indonesia memiliki destinasi wisata bahari yang tak ada bandingnya di dunia. Salah satu bentuk promosi yang telah disebar di media lokal Korea Selatan adalah kampanye bertajuk “Visa Free Indonesia, Come and Visit Indonesia Pavilion at Seatrade Cruise Asia 2016”. Melalui iklan tersebut, Indonesia dipastikan akan mengikuti perhelatan Seatrade Cruise Asia 2016 yang akan diadakan di Busan, Korea Selatan, pada 12 Mei hingga 14 Mei 2016.
”Seatrade Cruise Asia merupakan pameran industri pelayaran untuk wisata bahari. Pameran ini menyediakan tempat pertemuan bagi berbagai pemasok industri untuk terlibat dengan pembeli dan pengambil keputusan dari jalur pelayaran aktif di Asia. Pada Seatrade Cruise Asia ini akan berkumpul para stakeholder wisata bahari, seperti otoritas pariwisata, asosiasi pelayaran, operator tur, dan agen pelabuhan,” ujar I Gede Pitana, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara.
Pitana mengungkapkan, Indonesia akan memamerkan semua keunggulan destinasi wisata bahari yang dimiliki. Semua wilayah Indonesia yang dapat dikunjungi kapal pesiar dan yacht akan dihadirkan di stan Indonesia. Indonesia rencananya akan hadir dengan luas stan sekitar 54 meter persegi. Delegasi yang akan menghadiri Seatrade Cruise Asia 2016 antara lain 8 seller dari Indonesia, yang akan menempatkan.
“Rencananya kami juga akan membawa tim kesenian dari STSI Bandung yang akan menampilkan tarian khas dari Jakarta, Bali, dan dari Jawa Barat. Selain itu, para pengunjung juga akan kami manjakan dengan hadirnya female barista dari Jakarta yang akan mempersembahkan kopi nikmat dengan biji kopi pilihan dari beberapa wilayah di Indonesia,” kata Pitana.
Seperti diketahui, wisata bahari terus dikembangkan menjadi salah satu prioritas wisata Kementerian Pariwisata. Dari 10 destinasi prioritas pariwisata yang telah ditetapkan, 7 di antaranya merupakan wisata bahari. Bahkan, Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan pada tahun 2019 Indonesia akan dikunjungi 4 juta wisman bahari. Wisata bahari juga sangat potensial, karena itu ditargetkan pada 2019 wisata bahari akan menyumbang devisa sebesar US$4 miliar.
Arief Yahya menjelaskan, dari 10 destinasi prioritas pariwisata tersebut, destinasi yang akan dibuatkan dermaga yacht adalah Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Pulau Seribu Jakarta, Mandalika Lombok, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan Morotai di Maluku Utara. “Selain itu masih ada banyak lagi yang sedang dibangun dermaga-dermaga baru untuk kapal pesiar,” kata Arief.
Pemerintah juga akan mengembangkan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) khusus bahari di 25 titik pada lima tahun ke depan. Pemerintah juga sudah membangun 100 marina, 10 pelabuhan kapal pesiar/cruise port yang memungkinkan untuk menampung 800 call, serta 45 destinasi selam. Target wisata bahari juga sudah mengalami peningkatan di tahun 2014, dan diharapkan terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.
Selain mempromosikan Bebas Visa Kunjungan (BVK) ke Indonesia, pemerintah juga menginformasikan kepada pelaku usaha dan pemilik yacht bahwa untuk masuk ke Indonesia itu tidak sulit lagi. Sekarang sudah ada kebijakan pencabutan CAIT sehingga untuk masuk ke perairan Indonesia tidak harus mengurus dokumen hingga tiga minggu. “Sekarang cukup satu jam sudah bisa. Perlakuannya sama dengan orang di imigrasi,” kata Arief.
Begitu pun kapal-kapal cruise asing yang boleh menaik-turunkan penumpang di lima pelabuhan di Indonesia, yakni di Belawan Medan, Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak Surabaya, Benoa Bali, dan Makassar. “Asas Cabotage sudah dicabut. Ini harus terus dipromosikan ke mancanegara, termasuk di Seatrade Cruise Asia 2016,” kata Arief Yahya.
One comment
Pingback: Bali & Beyond Travel Fair 2016 Target Rp9,3 Triliun - Vakansi.Co