WGS Hub atau PT Wira Global Solusi Tbk, pabrik pembuat start-up (Venture Builder) pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 19 kali dari jatah pooling pada penutupan masa penawaran umum (offering) pada 2 Desember 2021 lalu. WGS Hub adalah start-up venture builder yang menaungi Techpolitan. WGS Hub telah menjalankan penawaran umum Initial Public Offering (IPO) dengan ticker symbol atau kode WGSH sejak tanggal 30 November hingga 2 Desember 2021.
WGS Hub menunjuk PT. Shinhan Sekuritas Indonesia untuk bertindak sebagai penjamin tunggal pelaksana emisi saham (sole underwriter). Perseroan melepas sebanyak 208.500.000 saham dengan harga penawaran Rp140 per lembar sahamnya. Sesuai rencana, dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja perseroan.
“Kami bersyukur karena dengan terjadinya oversubscribe 19 kali, berarti ada respons sangat positif dari masyarakat untuk mendukung kami dalam mengembangkan potensi para start-up baru di Indonesia nantinya,” ujar President Group WGS, Erlin Veronica Hartanto, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima vakansi.
Sebagai perusahaan berbasis teknologi, WGS Hub akan terus melakukan inovasi untuk terus tumbuh dan ke depannya akan memproduksi banyak perusahaan rintisan teknologi baru. Berdasarkan catatan Start-up Ranking, transaksi ekonomi digital di Indonesia diprediksi akan tumbuh delapan kali lipat pada 2030 menjadi Rp4.531 triliun.
Perseroan sendiri menargetkan market share dari ekonomi digital sebesar 3-5%. WGS Hub berharap setelah penawaran perdana saham ini, akan memicu kinerja perusahaan agar dapat mencetak start-up digital di Indonesia yang mumpuni dan berkembang secara berkelanjutan.
“Sebagai venture builder atau yang biasa disebut pabrik start-up, kami memiliki keunggulan karena kami memiliki ekosistem teknologi dan finansial yang mampu mempercepat proses dari ide menjadi minimum viable product (MVP) dan menjadi scalable business,” ujar Edwin Pramana, Direktur Utama WGS Hub.
Saat ini, WGS Hub melirik bisnis keluarga, perusahaan rintisan mantan eksekutif industri tertentu dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai mitra strategis dalam pengembangan start-up digital. Harapannya, WGS Hub dapat menjawab kebutuhan masyarakat.
“Kami sangat optimis pada perkembangan WGS Hub ke depannya. Saat ini pun sudah ada lebih dari 10 start-up pipeline yang sedang kami jajaki. Di antaranya ada food and beverage tech, fashion tech, cyber security, animation studio, dan lainnya, sehingga kami yakin mendapatkan potensi revenue dan peningkatan nilai neraca secara signifikan,” imbuh Edwin Pramana.
Dalam mengembangkan dan membangun venture builder, WGS Hub telah bermitra dengan Sinar Mas Land. “Kami sangat bangga atas pencapaian WGS Hub sebagai salah satu bagian dari ekosistem Digital Hub yang telah berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia. Era digitalisasi menjadi potensi yang baik bagi perusahaan berbasis teknologi untuk terus tumbuh, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini. Semoga ke depannya akan ada lagi perusahaan teknologi yang tergabung dalam ekosistem Digital Hub yang dapat melakukan Initial Public Offering (IPO),” ujar Chief Digital Tech Ecosystem & Development – Sinar Mas Land, Irawan Harahap.
Digital Hub merupakan inovasi Sinar Mas Land dalam menjawab kebutuhan masyarakat di era teknologi digital akan kawasan yang memiliki infrastruktur teknologi, fasilitas lengkap, serta berlokasi strategis dan multi akses. Terletak di kawasan BSD City, Digital Hub dibangun seluas 25,86 hektare pada tahun 2016 lalu.
Kawasan ini didedikasikan sebagai Silicon Valley Indonesia, dipersembahkan khusus untuk menunjang operasional dan aktivitas keseharian perusahaan teknologi dan digital, mulai dari start-up company, technology leaders, hingga institusi pendidikan yang bergerak di bidang IT science. Sejumlah perusahaan teknologi unggulan dari dalam hingga luar negeri telah berada dalam ekosistem tersebut, seperti Traveloka, SIRCLO, Apple Developer Academy, AWS Academy Techpolitan, WGS Hub, NTT, JUNIPER Networks, hingga Bizzy.