Era informasi yang serba instant dan cepat sekarang ini membuat masyarakat begitu mudah terpapar hoaks atau berita palsu. Selain itu ada ancaman kejahatan di internet dan kemungkinan pencurian data pribadi oleh pihak yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Depi Agung Setiawan, seorang Pegiat Pemeriksa Fakta mengungkapkan ancaman negatif internet yang perlu diperhatikan salah satunya berita hoaks. Dampak dari hoaks akan sangat berpengaruh pada kehidupan. Hoaks di antaranya bisa menimbulkan kecemasan, menciptakan suasana kebingungan, dan kegaduhan publik.
āDapat merusak nama baik seseorang atau sekelompok orang, berpotensi meretakan bingkai kerukunan warga serta menyedatkan pemikiran dan pembodohan,ā ujarnya saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat I, pada Rabu (6/10/2021).
Lebih jauh dia mengatakan, penyebaran hoaks bahkan bisa menyerang kesehatan mental seseorang, dalam sebuah studi para psikolog sepakat bahwa hoaks menyebabkan post traumatic stress syndrom, bahkan para psikolog percaya bahwa orang yang terpapar hoaks perlu mendapatkan terapi.
Untuk mengetahui informasi yang benar, misalnya terkait Covid-19 dan vaksin sebaiknya langsung saja mengecek pada laman situs resmi instansi terkait Kementerian terkait atau bisa melihat langsung pembaharuan unggahan di akun Instagram resmi. Masayarakat jangan sungkan bila ragu atas sebuah informasi langsung menghubungi pihak terkait melalui DM Instagram atau kontak WhatāsApp yang tertera secara resmi.
Sementara itu modus hoaks berupa phising penipuan di dunia maya juga sudah masuk pada ranah video dan foto dengan melakukan manipulasi digital. Informasi yang salah mengenai video maupun foto yang dimanipulasi di internet untuk orang yang belum memiliki ilmu literasi tentu saja akan mengecohkan. āHati-hati dengan dunia digital hari ini karena memang ada kelompok yang menyelewengkan dan memalsukan data-data,ā kata Depi.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Klemes Rahardja, Founder The Enterpreneur Society, Arief Lestadi, Founder NAS Consulting & Research, dan Asep H. Nugroho, Dosen Fakultas Teknik UNIS.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.