Singkawang, Vakansi – Wakil Menteri Ekonomi Kreatif/Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Wamenekraf/Wakabekraf), Irene Umar, mengadakan diskusi dengan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Singkawang, Kalimantan Barat, untuk menggali potensi dan menemukan solusi guna mengembangkan kreativitas dan inovasi di kota tersebut. Diskusi ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah untuk mendukung pertumbuhan sektor ekonomi kreatif dan meningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian daerah. Acara bertajuk Singkawang Creative City ini berlangsung di San Kheu Jong (SKJ) Kopitiam pada Selasa, 11 Februari 2025.
Irene Umar menyatakan, Singkawang memiliki potensi besar dalam ekonomi kreatif. Melalui inovasi berkelanjutan, dapat menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan pekerjaan. “Kami berharap diskusi ini dapat membantu para pelaku ekraf untuk mengatasi tantangan dan memperkuat program-program kreatif yang bermanfaat bagi masyarakat,” katanya.
Kepala Bidang Ekraf Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kalimantan Barat, Yudi Triasnanto, menyampaikan apresiasi atas adanya diskusi ini. Menurutnya, forum tersebut menjadi wadah bagi pelaku ekonomi kreatif untuk bertukar ide dan solusi mengenai tantangan yang dihadapi. “Singkawang memiliki potensi besar di berbagai bidang ekonomi kreatif seperti seni pertunjukan, kriya, kuliner, fesyen, dan musik. Kami berharap dengan adanya diskusi ini, potensi tersebut bisa terus berkembang,” ujar Yudi.
Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Yuke Sri Rahayu, menambahkan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menghadirkan program akselerasi yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kapasitas pelaku ekraf di Singkawang. Program-program seperti Emak-Emak Matic, Coding Mum, dan Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) telah sukses dijalankan sebelumnya dan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi pelaku ekraf di Singkawang.
Irene Umar juga mengungkapkan pentingnya memperkenalkan produk ekraf Singkawang ke pasar global. “Singkawang memiliki posisi strategis yang dekat dengan Malaysia dan Brunei, sehingga produk-produk ekraf dari kota ini harus siap untuk diekspor,” kata Irene.
Ia menekankan pentingnya memperhatikan segmentasi pasar dan kemasan produk agar dapat bersaing di pasar internasional.
Irene juga mendorong pelaku ekraf untuk memanfaatkan digital marketing dan branding sebagai cara untuk memperkenalkan produk mereka lebih luas. “Ekonomi kreatif harus dipandang sebagai the new engine of growth. Melalui branding dan digital marketing, karya-karya kreatif bisa dinikmati oleh lebih banyak orang. Seperti contoh kreator komik strip Tahilalats dan Si Juki yang sukses berkolaborasi dengan berbagai instansi serta BUMN,” jelas Irene.
Selain itu, Tri Fakhri Ardi, seorang konten kreator di Singkawang, menyampaikan harapannya agar pemerintah menyediakan lebih banyak wadah untuk para pelaku ekraf. “Kami membutuhkan tempat untuk berkarya, seperti ruang pameran dan pusat kegiatan kreatif, agar hasil kreativitas kami dapat lebih diapresiasi. Dengan adanya fasilitas tersebut, kami bisa terus berkembang dan mendapatkan tempat yang layak,” ungkap Fakhri.
Dengan adanya diskusi ini, pemerintah berharap dapat mempercepat pengembangan ekonomi kreatif di Singkawang melalui inovasi, akselerasi, dan kolaborasi antar pelaku ekraf, pemerintah, serta sektor lainnya. Singkawang diharapkan dapat menjadi kota yang mendukung kreativitas dan pertumbuhan ekonomi kreatif secara berkelanjutan.