hitcounter
Friday , March 28 2025

Wajib Cakap Bermedia Sosial

Cakap dalam bermedia digital tidak lagi harus dipertanyakan. Hal tersebut adalah wajib, terlebih bagi kita sebagai pengguna media digital. Karena, kecakapan merupakan akar dari pilar-pilar lainnya. Banyak hal kecil yang sering ditinggalkan saat menggunakan media digital padahal hal tersebut itu penting.

Citra Rosalyn Anwar, seorang anggota Japelidi mengatakan cakap bermedia digital bukan hanya kita memiliki banyak aplikasi dan follower. Akan tetapi, bagaimana seorang individu pengguna memanfaatkannya secara bertanggung jawab. Untuk itu dibutuhkan namanya kecakapan digital. Penting sekali untuk membangun rekam jejak yang baik.

“Aplikasi percakapan dan media sosial adalah bagian paling penting dalam keseharian kita. Nyaris tidak pernah dan tidak ada yang tidak memiliki aplikasi ini. Penting sekali untuk kita berkenalan dengan aplikasi ini. Hal-hal kecil yang sering kita lupakan ketika berselancar di dunia digital,” ujar Citra selaku pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (12/7/2021).

Persiapan sebelum bergaul di dunia maya (akses internet, syarat ketentuan, membuka akun, dan metode akses). Akses internet berhubungan dengan dari mana kita mengakses, seperti paket data, Wi-Fi, atau internet public. Masing-masing pilihan itu memiliki risikonya.

Membaca syarat dan ketentuan, banyak yang tidak membaca hal ini secara lengkap. Karena, ketika kita setuju, ada banyak hal yang sudah kita serahkan kepada pemilik aplikasi tersebut. Kemudian, membuka akun sama dengan membaca syarat dan ketentuan karena kita akan menyerahkan hal-hal kepada pemilik aplikasi. Selanjutnya, metode akses yaitu apakah memilih akses melalui gadget atau browser.

“Apapun yang kita pilih, bagaimana kita melindungi identitas pribadi yang akan dimunculkan. Karena, hal yang paling mudah atau sepele ini menentukan rekam jejak digital kita nantinya, Apakah kita merupakan orang dengan konten positif, menginspirasi, menjadi role model atau malah sebaliknya,” tuturnya.

Ia menyampaikan mengenai cakap dengan teks, simbol, suara, dan video. Hal-hal ini harus diperhatikan agar tidak terjadi miss communication saat sedang chatting di media digital. Pastikan orang yang diajak berinteraksi memiliki pemahaman yang sama dengan kita. Kecakapan di sini adalah identitas, huruf, tanda baca, kesantunan, maksa simbol, dan izin. Kalau kita cakap menggunakannya akan mendukung bagaimana budaya dan etika kita dalam bermedia digital.

Kemudian, izin dalam menandai orang di media sosial untuk menghindari drama. Beberapa orang tidak nyaman untuk ditampilkan di media sosial. Kecakapan untuk menjaga privasi diri dan orang lain. Media sosial diibaratkan sebagai rumah. Tanpa kecakapan digital yang mumpuni, kita seperti membiarkan orang lain sengaja masuk. Hal ini sederhana, tetapi sering dilupakan. Ini berpengaruh kepada kenyamanan orang saat kita menggunakan media digital.

Kecakapan lain yang perlu dimiliki adalah bagaimana pengguna mampu memilah informasi dan menghindari kabar bohong atau hoaks. Karena, kecakapan ini meninggalkan jejak digital. Maka dari itu, selaku pengguna harus selektif dalam menerima dna menyebarkan informasi kepada publik di media sosial.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (12/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Bowo W. Suharjo (Komisaris Independen IndoStreling Aset Manajemen Konsultan Bisnis), Akhmad Rofahan (Ketua RTIK Kabupaten Cirebon), Bambang Iman Santoso (CEO Neuronesia Learning Center (PT Neuronesia Neurosains Indonesia), dan Jessica Alexy.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

COOCAA Indonesia Luncurkan Seri TV 4K Terbaru, Y73 & Y66

Jakarta, Infopublik – Setelah sukses menyelenggarakan program undian dengan hadiah utama sebuah Mobil Wuling Binguo …

Leave a Reply