hitcounter
Monday , May 19 2025

Waisak 2025 di Borobudur Dorong Ekonomi dan Perkuat Pariwisata Spiritual Dunia

Magelang, Vakansi – Perayaan Tri Suci Waisak 2569 BE/2025 di Candi Borobudur bukan hanya menjadi momen spiritual bagi umat Buddha, tetapi juga mengangkat Borobudur sebagai destinasi pariwisata kultural dan spiritual dunia, sekaligus memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat sekitar.

Dengan mengusung tema “Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia,” perayaan Waisak tahun ini dirancang lebih inklusif dan berdampak, memadukan nilai-nilai spiritual dengan aksi nyata seperti pengobatan gratis, festival lampion, dan kirab budaya, serta menyambut kedatangan Bhikkhu Thudong dari empat negara.

“Waisak harus menjadi gerakan kolektif yang mempertemukan nilai spiritual dengan kemanusiaan, tidak semata ritual,” ujar Karbono, Pembimbing Masyarakat Buddha Kemenag Jateng.

Candi Borobudur kembali menjadi sorotan dunia, tak hanya sebagai situs keagamaan umat Buddha, tetapi juga sebagai simbol peradaban, kerukunan, dan kontemplasi dunia. “Borobudur adalah ruang budaya yang aktif. Ia hidup, terbuka, dan menyatukan spiritualitas serta kemanusiaan,” kata Wiwit Kasiyati, Sub Koordinator Museum dan Cagar Budaya Borobudur.

Dengan ribuan peziarah dan wisatawan, perayaan Waisak juga membawa multiplier effect ekonomi yang signifikan bagi UMKM, sektor pariwisata, dan pelaku seni budaya lokal di Magelang dan sekitarnya.

Perayaan Waisak 2025 mencakup berbagai kegiatan sejak 4 hingga 12 Mei, seperti: Karya Bakti di Taman Makam Pahlawan, Bakti Sosial dan Pengobatan Gratis bagi 8.000 orang di Zona II Borobudur, Pengambilan Api Dharma dan Air Berkah, Kirab Waisak dan Detik-Detik Waisak (23.55 WIB, 12 Mei), Pelepasan 2.569 Lampion di dua sesi, dan Drone Show bertema Perjalanan Pencerahan Sang Buddha

“Kami ingin Waisak menjadi lebih inklusif dan bermakna, dengan kombinasi spiritualitas dan nilai sosial,” ungkap Karuna Murdaya, Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional.

Salah satu momen paling inspiratif adalah perjalanan 36 Bhikkhu Thudong sejauh 2.763 km dari Thailand ke Borobudur, yang disambut hangat oleh masyarakat lintas agama di Indonesia.

“Thudong bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi simbol bahwa perdamaian bisa dimulai dari langkah kecil yang tulus,” ujar Kevin Wu, Ketua Panitia Thudong 2025.

Kedatangan para bhikkhu pada 10 Mei disambut dengan karpet bunga di Marga Utama Borobudur, diiringi 60 Bhikkhu Sangha MBMI dan 39 Bhikkhu Muni.

Perayaan Waisak Borobudur 2025 ditutup dengan Festival Lampion “Light of Peace”, diiringi pertunjukan drone show yang memvisualisasikan perjalanan hidup Siddhartha Gautama. Momen ini menjadi daya tarik global yang menyatukan spiritualitas, seni, dan teknologi dalam satu peristiwa ikonik. “Di bawah cahaya bulan dan ribuan lampion, kita diajak untuk merasakan kedamaian sejati,” ungkap Fatmawati, Ketua Panitia Festival Lampion.

About Pasha

Check Also

World of Coffee 2025 Digelar di Jakarta, Pertama di Asia Tenggara

Jakarta, Vakansi – Indonesia resmi menjadi tuan rumah pertama di Asia Tenggara untuk ajang kopi …

Leave a Reply