Internet telah menjadi penghubung manusia dalam berinteraksi, khususnya selama pandemi. Dengan teknologi tersebut akhirnya seluruh warga digital bisa saling berkomunikasi tak terbatas wilayah dan waktu. Sejak datangnya corona, interaksi di ruang digital menjadi jauh lebih tinggi daripada interaksi di dunia nyata.
Cyntia Jasmine, Founder GIFU yang menjalankan bisnis sebagai UMKM di bidang souvenir pernikahan mengungkapkan dirinya sangat bergantung pada ruang digital. Tidak hanya dalam mencari customer tapi juga saat mencari supplier, mencari karyawan atau recruitment, mencari social media agency untuk foto product dan menata media sosial.
āBahkan di ruang digital kami juga menggunakannya untuk mencari influencer yang membantu membesarkan brand kita,ā kata saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat I, pada Senin (11/10/2021).
Apa yang terjadi di ruang digital berkat adanya jaringan internet pun menurutny luar biasa. Dalam hitungan 60 detik sebanyak 26.000 aplikasi telah didownload, ada jutaan email terkirim, sebanyak 694.000 video telah ditonton di TikTok, 350.000 tweet pun diunggah, dan jutaan lagu didengarkan. Di ruang digital pula, unggahan setiap orangĀ bisa langsung dilihat oleh ratusan hingga ribuan orang dan cepat sekali menyebarnya dalam satu waktu.
āRasanya seperti tidak ada batas, semua orang seperti punya panggung yang sama.
Kalau tujuannya baik ingin mempromosikN produk dan ingin terkenal maka ruang digital bagus bisa dimanfaatkan. Tapi kalau kita tidak punya tujuan, kadang kita jadi lupa, jadi over sharing,ā ujar Cyntia.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat I,merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Irma Nawangwulan, Lecture IULI, Arief Lestadi, Founder NAS Consulting & Research, Rino Kaprodi Teknik Informatika Universitas Buddhi Dharma dan Inge Indriani, Founder @boemboekatjangku.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.