Bagaimana kita mempersiapkan diri di era digital? Apakah hobi kita bisa menjadi produktif, hobi jalan-jalan, ngopi, belanja, melucu, otomotif, main game, fotografi, koleksi barang antik. Apakah itu bisa menjadi suatu yang produktif kita bisa mendapatkan sesuatu dari hobi?
Billy Kwanda, Wakil ketua Bidang Pengembangan Bisnis GEKRAF menjawab tentu sangat bisa melalui dunia digital. Bagi mereka yang hobi makan atau ngopi mengapa tidak mencoba untuk menjadi food blogger, reviewer atau menjadi fotografer untuk makan-makanan yang sudah kita foto.
“Jadi kita posting konten di media sosial itu bukan cuma untuk pamer, kalau kita habis dari restoran mana tapi juga bisa mengulas mengenai restoran tersebut, kita bisa kasih tahu di mana letaknya bahan-bahan dari makanan yang kita makan itu atau mungkin kita bisa meringkuk atau mencoba kembali ama masak di rumah makanan yang sudah kita makan di restoran itu,” ungkapnya saat menjadi pembicara dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (3/8/2021).
Kebiasaan bukan hanya sekadar foto-foto lalu share foto seadanya, kini dapat dipikrkan juga harus butuh foto estetik supaya makanan itu terlihat lebih menggiurkan. Menjadi sebuah fotografer tidak harus memiliki kamera yang bagus tapi dari HP kita sudah bisa sebenarnya asal caption yang kita sajikan juga menarik.
Suka main game? Kenapa tidak coba untuk menjadi gamers di e-sport atau YouTuber game dan bahkan Content Creator? Itu bisa menghasilkan seperti atlet. Atlet akan bertanding lalu juga ada pembinaan dan kemudian bisa mendapatkan apresiasi dari instansi ataupun dari negara.
“Merasa diri lucu lalu juga kenapa tidak untuk menjadi YouTuber atau kreator video lucu di Instagram. Netizen Indonesia suka dengan konten yang menghibur dan kalau bisa yang relate dengan kejadian sehari-hari kita,” sarannya.
Hobi belanja juga dapat memanfaatkan membuka layanan jasa titip ataupun Anda juga bisa menjual barang-barang second yang masih sangat bagus. Jasa titip ini menjadi salah satu menjadi salah satu pekerjaan yang disukai oleh para ibu-ibu yang senang berbelanja. Jadi mereka yang berada di daerah pedalaman bisa langsung berbelanja, biasanya produk branded.
Setelah kita tahu kita tahu konten apa dari hobi kita ini menjadi suatu yang produktif, jangan lupa juga kita harus bisa mem-branding diri. Tujuannya agar passion kita melekat dalam diri kita. Setelah itu, menyasar target audiens dan harus membangun interaksi dengan mereka melalui Instagram tentunya. Mengobrol dengan para followers dan juga tentunya juga harus menganalisa apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan kita. Pesan Billy, konsisten menjadi kunci, konsisten memproduksi konten yang menjadi passion kita.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (3/8/2021) juga menghadirkan pembicara Komang triwerthi (STMIK Bali), Ira Pelitawati (Relawan TIK), Kathrine (Kreator Konten), dan Tresia sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.