Dunia digital telah menggeser budaya masyarakat, khususnya dalam menjalankan aktivitas harian. Dunia digital memberikan kemudahan dengan hadirnya teknologi dan mengubah kehidupan hanya dalam satu genggaman tangan.
Aprilia Frinanda Setiawan seorang Video Content Creator menjelaskan, pesatnya perkembangan teknologi dan kondisi pandemi Covid-19 memicu peningkatan pengguna digital. Bahkan dengan dukungan internet keduanya menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan saat ini.
Dari segi komunikasi misalnya, dunia digital menjadi tempat perjumpaan baru dan menghadirkan kolaborasi seperti terlaksananya webinar yang dapat mempertemukan banyak orang dalam satu waktu meski di tempat yang berbeda. Tak hanya itu, transportasi online juga makin eksis dan digemari begitu juga dengan budaya cashless dalam bertransaksi.
âNamun kemudahan tersebut juga memberikan dampak negatif. Masyarakat menjadi lebih individualis karena kemudahan yang bisa kita rasakan hanya dengan sejangkauan tangan,â ujar Aprilia ketika berbicara sebagai Key Opinion Leader dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Senin (15/11/2021).
Lanjutnya, industri 4.0 memang memaksa masyarakat untuk mau tidak mau beradaptasi agar tidak ketinggalan. Teknologi menggeser hampir segala hal ke arah digitalisasi, mulai dari perilaku belanja online, transportasi, pendidikan online, hingga budaya melamar kerja juga berubah dari cara konvensional dengan mengirimkan lembaran data kini bisa dilakukan dengan mudah secara digital.
âBudaya perubahan ke dunia digital pun ikut menggeser tren pekerjaan dan bidang usaha. Di antaranya yang paling banyak dibutuhkan adalah social media specialist, content writer, video creator, desain grafis, data analyst, hingga web designer. Jenis-jenis pekerjaan tersebut saat ini paling banyak dibutuhkan karena adanya digitalisasi,â jelasnya.
Ia menambahkan, sayangnya, kemudahan yang diberikan oleh adanya digitalisasi juga mempunyai titik lemah keamanannya. Aspek kehidupan yang bergeser ke dunia digital dan pemanfaatan internet membuat informasi data pribadi penggunanya juga ikut terbawa.
Jika tidak punya kecakapan keamanan dalam menggunakan platform digital, data pribadi menjadi titik lemah yang dapat memberikan dampak negatif.
âKarena menggunakan koneksi internet, baik itu jaringan pribadi ataupun jaringan publik, data diri yang kita unggah di internet membuka ancaman keamanan dan celah kejahatan. Sebab rawan sekali pencurian daya dan kejahatan digital lainnya atau cybercrime,â tuturnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Senin (15/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Maria Dina Yuliana (Social Media Specialist di EDP), Septi Fahmi Choirisa (Lecturer and Internship Coordinator at Universitas Multimedia Nusantara), Danis Kirana (Co-Founder Dako Brand & Communication), dan Felly Murwito (Jurnalis & Digital Marketing Konsultan).
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.