Transformasi digital saat ini mengubah seluruh layanan menjadi online, termasuk dengan meningkatkannya. Konsep transformasi digital adalah bagaimana menggunakan teknologi untuk membuat suatu proses menjadi lebih efisien atau efektif.
Transformasi digital membawa perubahan paa bisnis model, skills, sistem operasi, dan traction metrics. Transofrmasi digital dimulai pada era industri 1.0 hingga era industri 4.0 yang kita kenal saat ini. Perubahan digital ini tak terkecuali juga terjadi di dunia pendidikan.
“Dalam membangun budaya digital terdapat tiga hal penting. Pertama, participation, di mana masyarakat memberikan kontribusi untuk tujuan berasa. Kedua, remediation, yaitu mengubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat. Misalnya, saat ini belajar dilakukan di rumah. Ketiga, bricolage yaitu memanfaatkan hal yang sudah ada sebelumnya untuk bentuk hal yang baru,” Vitalia Fina Carla Rettobjaan, RTIK Bali, Dosen Universitas Bali Internasional, saat menjadi pembicara di Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (9//7/2021).
Pada abad 21 ini, terdapat beberapa digital skills yang harus dimiliki anak-anak, di antaranya life & career skills, learning & innovation skills (kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas), dan information, media, & technology skills. Skills ini akan sangat membantu siswa-siswi menyikapi dunia digital saat ini.
Berpikir kritis, bagaimana mereka berperan aktif untuk dapat menyeleksi berbagai informasi yang didapatkan secara cepat. Komunikasi, mengenai bagaimana seorang anak berkomunikasi dengan orang lain, kolaborasi atau kerja sama dengan teman dan orang lain, dan kreativitas, bagaimana melakukan kreativitas dalam pelajaran, tugas, dan sebagainya,
Tenaga pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, melakukan biimbingan dan pelatihan serta pengabdian kepada masyarakat. Tenaga pendidik itu terdiri dari guru, dosen, tutor, fasilitator, penguji, dan lain-lain. Di masa pandemi, tenaga pendidik memfasilitasi siswanya dengan pembelajaran secara daring. Pembelajaran ini memanfaatkan teknologi dan internet. Sedangkan luring, merupakan pembelajaran secara langsung.
Target utama pendidikan merupakan keberlangsungan pendidikan. Contohnya di masa pandemi pembelajaran tetap dilakukan meski secara online. Selanjutnya, meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga pendidik dalam pembelajaran daring. Bagi tenaga pendidik sendiri kualitas dam kompetensi penting untuk menjadi lebih kreatif sesuai dengan perkembangan zaman.
“Tantangan pendidikan sendiri yaitu dengan adanya blended learning. Di mana menggabungkan antara online dan offline learning,” jelasnya.
Di samping memudahkan pendidikan, perkembangan digital pendidikan pun memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu, memudahkan mencari informasi, inovasi dalam pembelajaran, muncul metode pembelajaran baru, dan peningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sedangkan dampak negatifnya adalah tidak fokus dalam pembelajaran, mempermudah terjadinya pembelajaran terhadap haki, banyaknya informasi di internet memungkinkan terjadinya malas belajar, dan penyalahgunaan pengetahuan untuk tindakan kriminal.
Untuk terwujudnya pembelajaran online yang nyaman dan aman bagi orang yang terlibat di dunia pendidikan, di antaranya dengan meningkatkan kualitas platform e-learning, informasi sekolah, artificial intelligent, dan perangkat digital.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (9/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Citra Rosalyn Anwar (Japelidi Universitas Negeri Makassar), Farid Zamroni M (Presidium MAFINDO), Aribowo Sasmito (Co-Founder & Fact Check Specialist MAFINDO), dan Hyania Salsabila Islamie sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.