Jakarta, Vakansi – Inklusi digital dalam pendidikan sangat diharapkan dari seluruh pemangku kepentingan. Hal ini diperlukan untuk mengikuti revolusi industri 4.0 dengan kebutuhan 9 juta talenta digital pada tahun 2030. Revolusi industri keempat (Industri 4.0) menyangkut semua aspek. Dalam kerangkanya, industri memproses dan mengkomersialkan pertukaran informasi antara manusia, antara manusia dengan objek, dan juga antara objek itu sendiri. Ini adalah hubungan sinergis antara produk, orang, layanan, tempat, dll. Indonesia perlu mempersiapkan orang (sumber daya manusia) dan infrastrukturnya untuk datangnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Kabar baiknya, Indonesia memiliki modal yang besar karena adanya bonus demografi. Sensus penduduk menunjukkan bahwa penduduk usia produktif (15-64 tahun) mencapai 70,72% dari total penduduk Indonesia. Namun, pertumbuhan ekonomi yang diantisipasi di Indonesia harus sejalan dengan ketersediaan lapangan kerja.
Pesatnya perkembangan teknologi di era industri 4.0 akan berdampak pada pergeseran permintaan tenaga kerja. Di masa depan, tenaga kerja menengah dan berketerampilan tinggi akan memiliki peluang kerja yang lebih besar daripada tenaga kerja yang kurang terampil. Jika hal ini tidak diantisipasi, tentu akan mengancam angka pengangguran dan ketimpangan pendapatan Indonesia yang mengkhawatirkan.
Pemerintah menjawab tantangan ini melalui konsep program link and match antara kebutuhan industri dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Selain peningkatan kualitas pendidikan formal, program pelatihan atau workshop juga diperlukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Untuk itu YCAB Foundation bertujuan untuk kebaikan yang lebih besar dan menyiapkan berbagai program untuk masyarakat. Program-program di Rumah Belajar YCAB Foundation dan proyek-proyeknya dengan berbagai pemangku kepentingan telah terbukti secara signifikan meningkatkan taraf hidup para siswa. Menjawab kebutuhan 9 juta talenta digital pada tahun 2030, program coding turut ditanamkan dalam kurikulum sekolah yang disediakan oleh YCAB Foundation untuk siswanya.
“Saya senang saya bisa belajar di YCAB Foundation. Semua program, kelas tambahan, dan peluang di sini sangat penting untuk pertumbuhan saya. Bukan hanya keterampilan saya saja yang diasah, tetapi juga etos kerja pribadi saya seperti bagaimana bekerja dalam tim, bagaimana mengatur waktu saya dengan lebih baik, dan kepemimpinan. Terima kasih kepada semua mentor dan guru saya, saya sekarang mewujudkan mimpi menjadi seorang pengembang di bidang IT.” tambah Abdul Mujib, lulusan YCAB Foundation, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima vakansi.
Selain intervensi strategis dalam pendidikan untuk kaum muda, YCAB Foundation memiliki beberapa program penting yang inklusif secara digital:
Chatbot Ibu Harta
Dengan memanfaatkan platform chatbot WhatsApp, program kolaborasi yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan ini merupakan inisiatif untuk meningkatkan ketahanan bisnis di masa pandemi Covid-19 bagi para womenpreneurs dengan memberikan pelatihan digital marketing dan literasi keuangan. Program ini menjadi komitmen YCAB Foundation untuk mengentaskan kemiskinan generasi melalui pemberdayaan perempuan. Untuk mendaftar, klik disini.
Messenger Bot Amanda
Messenger Bot Amanda adalah pelatihan digital melalui Chatbot dengan aplikasi Meta Messenger. Pelatihan ini menjadi yang pertama di Asia Pasifik dengan modul pembelajaran Asah Digital yang disampaikan melalui gamifikasi dan interaktif. Program ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran peserta akan literasi digital, khususnya mengenai misinformasi, privasi, dan keamanan digital. Jika Anda ingin tahu lebih banyak, klik disini.
Mastercard Girls4Tech
Bersama dengan Mastercard Center for Inclusive Growth, YCAB Foundation meluncurkan Mastercard Girls4Tech yang bertujuan untuk menginspirasi anak perempuan Indonesia berusia 10-18 tahun melalui peltihan berupa gamifikasi untuk memahami STEM dan potensi karirnya. Cari tahu lebih lanjut atau daftar disini.
ORICA Women Engineer
Kolaborasi mendatang dengan ORICA ini bertujuan untuk menjangkau 7.000 pemuda & 100 guru IPA di Kalimantan Timur. Pelatihan berupa gamifikasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran wanita tentang STEM dan peluang karier dalam industri tersebut.