Generasi milenial saat ini mendominasi cakupan penduduk, di antaranya memiliki karakter sudah akrab dan pengetahuan mengenai pengunaan teknologi, berani berinovasi, memiliki kemandirian, serta cenderung menyukai melakukan segala sesuatunya dengan cepat atau instant. Sementara itu, pemimpin saat ini sedang memimpin kalangan dengan multigenerasi, ada kelompok milenial yang sudah akrab dengan teknologi dan satunya lagi non milenial.
Sebagai pemimpin tentunya harus mengetahui tipikal generasi yang berbeda saat ini, untuk milenial maupun di luar milenial harus lebih dikenali karakteristiknya seperti apa dan gaya kepemimpinannya apakah sudah cocok dan sesuai. Selain itu telah terjadi perubahan pola kepemimpinan dari zaman ke zaman yang dulunya ada masa tirani, dipimpin raja dan mengalami masa penjajahan, merdeka hingga kini sudah ada di era digital.
“Dengan adanya teknologi, sudah bukan lagi kerja keras tapi bekerja pintar. Maka penimpin di generasi milenial lebih digerakan di cita-cita, mimpi dan harapan untuk bisa membawa kehidupan yang lebih nyaman lagi,” kata Fiona Damanik seorang Psikolog Klinis yang merupakan Konseler di Universitas Multimedia Nusantara saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Selasa (31/8/2021).
Berkaitan dengan itu terdapat tantangan menjadi pemimpin di era digitalisasi ini, seperti perubahan pola kerja dari bekerja di kantor menjadi bekerja di rumah atau WFH yang harus dilandasi kepercayaan dan dibangun dengan komunikasi yang baik. Selain itu ada tantangan persaingan bisnis antara perusahaan besar dengan start up, dan adanya gap generasi serta kebutuhan akan pengetahuan teknologi bagi pemimpin yang bukan kalangan milenial.
“Pemimpin yang diperlukan di era digital ialah pemimpin yang lincah berpikir, dan bergerak cepat,” tutur Fiona.
Pemimpin jenis ini disebut sebagai agile menurut Studi Pada Kepemimpinan Ridwan Kamil yang dipublikasikn di Jurnal Kepemimpinan. Di mana pemimpin agile harus memiliki karakter digital mindset, aktif dalam mendengarkan, cerdas melihat peluang, inklusif atau mau menerima ide-ide dari beberapa kalangan, berani beda dan pantang menyerah.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula nara sumber seperti Daniel Hermansyah, CEO of Kopi Chuseyo, Dee Rahma, seorang Digital Marketing Strategist, dan Sophie Beatrix seorang Psikolog Praktisi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.