Jakarta, Vakansi – Suara anak yang tertuang dalam spanduk sepanjang 220-meter ditujukan kepada para Pemimpin Dunia di G20 terbentang di pelataran Monas bagian Barat Daya, Jakarta. Ratusan anak dari 12 negara dan 4 benua berpartisipasi menyuarakan dampak krisis iklim yang mereka rasakan serta harapan kepada Pemimpin Dunia untuk memprioritaskan aksi nyata atasi krisis iklim dan kemiskinan pada anak.
“Suara anak dari empat benua sangat penting untuk segera didengarkan dan ditanggapi oleh para pemimpin di G20. Pada G20 Summit November nanti, kami mendorong agar Para pemimpin G20 memprioritaskan aksi nyata untuk mengurangi emisi dan membantu anak-anak yang paling terkena dampak krisis iklim dan kemiskinan,” tegas Troy Pantouw, Chief of Advocacy, Campaign, Communication and Media Save the Children Indonesia, Sabtu (29/10/2022).
Menurut laporan Generation Hope diperkirakan 774 juta anak di seluruh dunia, atau sepertiga dari populasi anak dunia hidup dengan kemiskinan yang parah dan risiko iklim yang tinggi. Indonesia menempati peringkat ke-9 tertinggi secara global terkait jumlah anak yang mengalami kedua ancaman tersebut. Sementara lebih dari 60 juta anak di Indonesia pernah mengalami setidaknya satu kali kejadian iklim ekstrem dalam setahun.
Fakta ini memperjelas anak-anak menanggung beban lebih, sebab tumbuh dalam situasi terancam, disamping anak juga memiliki kondisi kerentanan baik secara fisik, sosial maupun ekonomi. “Bersiap menghadapi risiko tersebut, kami memilih untuk menjadi agen perubahan,” tambah Arun, Anggota Child Campaigner Yogyakarta Save the Children Indonesia.
Dara berusia 17 tahun itu mengatakan melalui aksi-aksi dilakukan, seperti membersihkan sampah plastik di bantaran sungai, memilah sampah, tidak menggunakan plastik, menanam pohon bakau. Serta meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap pentingnya menjaga lingkungan.
Aruna juga menyuarakan tentang keadilan iklim baginya hal ini menyangkut dua dimensi yaitu hak hidup dengan kualitas lingkungan sehat yang sama dan jaminan lingkungan aman serta lebih baik untuk para generasi masa depan.
“Untuk itu, keadilan iklim mesti disuarakan dan diadvokasi oleh semua pihak baik kepada pemerintah, perusahaan, masyarakat sipil, akademisi, dan juga kami semua anak – anak dan orang muda. Dengan memastikan bahwa kami diberi hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan dan pembangunan yang akan sangat berpengaruh terhadap Bumi,” tegas Aruna.
Suara anak dari empat benua merupakan bagian dari kampanye Aksi Generasi Iklim Save the Children Indonesia. Pengumpulan suara anak anak dilakukan kurang lebih empat bulan dengan melalui berbagai proses.
Di Indonesia, sejak Juli Save the Children berhasil menjaring lebih dari 20,000 suara anak mengenai persepsi mereka tentang dampak krisis iklim yang mereka rasakan.
Suara tersebut dipublikasikan melalui berbagai aksi kegiatan yang diinisiasi oleh anak-anak dan orang muda yang tergabung sebagai Child Campaigner Save the Children Indonesia di Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Sulawesi Tengah