Dalam dunia bisnis, saat ini tidak hanya marketing yang bisa dilakukan dengan cara digital, tetapi branding pun harus dilakukan serupa. Gabriella Jacqueline seorang Brand Activation Lead mengungkapkan pentingnya melakukan branding karena mempengaruhi eksistensi bisnis.
Ia menjelaskan, branding merupakan upaya kreatif untuk memberikan informasi kepada masyarakat tentang sebuah brand. Sementara itu, digital branding ialah proses membangun dan membingkai brand secara online. Misalnya, memiliki website, aplikasi, dan media sosial.
“Digital branding merupakan salah satu cara paling efektif dalam menyampaikan keunggulan brand kalian. Digital branding juga membantu dalam hal membangun koneksi dengan pelanggan,” ujar Gabriella dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021) pagi.
Menurutnya, banyak orang familiar dengan digital marketing, tetapi tidak dengan digital branding. Padahal keduanya bisa dikatakan selalu berkaitan satu sama lain. Branding membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan marketing karena branding merupakan proses komunikasi dari sebuah brand.
“Kalau digital marketing menitikberatkan pada jumlah penjualan, digital branding fokus pada membangun hubungan dengan konsumen/pelanggan,” tuturnya.
Ia memaparkan, digital branding ini penting karena bisa menciptakan interaksi yang baik dengan pelanggan. Selain itu, dengan digital branding kita bisa menonjolkan keunggulan brand, memperluas koneksi, hingga membuat brand kita diingat dibandingkan lainnya.
Gabriella menyampaikan beberapa strategi dalam digital branding agar semakin efektif, yaitu:
- Logo, sebagai identitas visual dari suatu brand. Dengan logo maka produk akan mudah diingat dan dikenal banyak orang. Logo harus mencerminkan kepribadian dan nilai yang diunggulkan pada suatu brand.
- Website, bisa digunakan sebagai etalase produk pada suatu brand.
- Media sosial, digunakan untuk menarik pelanggan dengan cara menggunakan konsistensi warna dan pola feeds sebagai ciri khas bisnis. Gunakan juga media sosial secara konsisten dengan mempunyai jadwal posting konten.
- Email marketing, sebagai cara paling mudah untuk menjangkau pelanggan yang tidak menggunakan media sosial. Email yang dikirimkan kepada pelanggan berisi promo atau diskon.
- Konten marketing, Gabriella mengatakan dengan konten branding menjadi semakin hidup. Konten marketing fokus kepada keterlibatan audiens. Konten marketing dkkatakan sukses kalau bisa membuat pelanggan antusias.
- Influencer marketing, yaitu strategi dalam digital branding yang menggunakan bantuan influencer untuk mem-posting brand kita. Saat menggunakan strategi ini, pemilihan influencer harus tepat sesuai visi dan misi, serta target audiens.
Selain menyusun strategi branding, agar sukses dalam branding campaign Gabriella mengatakan kita perlu mengenali siapa target audiens kita, memahami target audiens dan gaya branding yang cocok, membuat konten untuk menarik audiens, menggunakan tampilan visual yang konsisten agar menjadi ciri khas, serta menggunakan call to action yang mengarahkan audiens kepada tujuan akhir, yakni pembelian. Call to action biasanya berupa ajakan atau sesuatu yang mengarahkan. Misalnya, ‘swipe up’ pada Instagram. Di akhir, kita dapat mengulas kembali hasil campaign sebagai tolok ukur campaign selanjutnya.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, Rabu (8/9/2021) pagi, juga menghadirkan pembicara Rinda Cahyana (RTIK Indonesia), Ariyo Zidni (Pendongeng), Bowo W. Suhardjo (Komisaris Independen Indostreling), dan Martin sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.