Belum lama ini Microsoft merilis Digital Civility Index (DCI) yang mengukur tingkat kesopanan di dunia digital dan netizen Indonesia disebut sebagai paling tidak sopan se-Asia Pasifik. Skor kesopanan netizen Indonesia memburuk dengan beberapa faktor seperti dalam kompetensi literasi digital, sebab personal karena tidak dewasa dan emosional, serta sosial budaya yang menyebabkan pergeseran nilai, dan melemahnya kepedulian sosial.
“Faktor rendahnya nilai DCI netizen Indonesia ikut dipengaruhi hoaks, scam, penipuan, ujaran kebencian dan diskriminasi. Bayangkan Indonesia yang beragam ternyata masih mengalami banyak diskriminasi,” Kata Diom Achmad, Kepala Program Studi Bisnis Digital Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pakuan saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I, pada Kamis (21/10/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, agar pengguna internet harus mau peduli dan tanggung jawab, menerapkan etika dalam berinternet, dan mengetahui standart komunitas yang ada di media sosial. Kemudian ketahui juga apa sudut pandang yang ada di UU ITE sehingga bisa lebih berhati-hati dalam berperilaku di dunia digital.
Keberadaban di dunia digital bisa dimulai dari diri sendiri dengan menjaga etika kesopanan. Beberapa hal yang bisa dilakukan seperti menghindari membuat atau mengunggah konten yang menyinggung orang lain termasuk isu SARA, memiliki integritas akun atau menggunakan akun asli saat berinteraksi di media sosial, dan memerhatikan keamanan siber.
“Ayolah kita sama-sama meningkatkan digital civility index kita agar lebih baik yang harus dilakukan sederhana hanya harus empati sama orang, menyampaikan kebaikan kepada setiap orang, kita juga harus respect terhadap perbedaan yang ada,” tuturnya.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kota Bogor, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Doni Wihartika, Dosen FEB Universitas Pakuan, Hellen Citra Dewi, Senior Trainer SEJIWA dan Fanny Fabriana, seorang Public Figure.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.