Pengguna internet perlu mempelajari etika di media sosial. Salah satunya terkait saat berbagi unggahan jangan sampai tidak memahami hoaks atau berita palsu yang masih banyak ditemukan di media sosial. Memilah dan menyaring informasi sebagai bagian kemampuan cakap digital termasuk etika yang harus dimiliki.
“Apalagi hoaks dampaknya begitu signifikan, bahkan orang yang menyebarkannya bisa terjerat UU ITE,” kata Aribowo Sasmito, dari Masyarakat Anti Fitnah saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat I, pada Rabu (27/10/2021).
Lebih lanjut dia pun mengemukakan prinsip etis bermedia digital dapat dilakukan dengan kesadaran menyempatkan waktu untuk berpikir sebelum berinteraksi dan berpartisipasi di media sosial. Selanjutnya warga digital juga harus memiliki integritas, yaitu kejujuran dan keaslian, tanggung jawab bisa dikonfirmasi dan siap menerima konsekuensi. Kemudian kebajikan, peduli dengan kemanusiaan, menjaga martabat sebagai manusia dan sesama manusia yang berkaitan dengan empati yaitu kemampuan untuk menempatkan diri kita di posisi orang lain.
Menurutnya agar tidak melanggar etika bermedia digital, setiap pengguna perlu mengetahui ciri-ciri hoaks agar tidak menyebarkannya. Berita palsu ini memiliki ciri-ciri sumber informasinya tidak jelas, argumen terlihat ilmiah tapi salah, isinya memelintir fakta, dan membuat siapa pun yang membaca dan mendengarkan panik maupun emosi. Nah, agar tidak terjebak pada berita hoaks setiap kali mendapat informasi hendaknya saring dulu dan bandingkan dengan berita lainnya. Jangan lupa cek sumbernya, apakah dari sumber portal berita terpercaya.
Webinar Literasi Digital di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Webinar kali ini juga mengundang nara sumber seperti Klemes Rahardja Founder The Enterpreneur Society, Pipit Djatma, Fundraiser Consultant, Psychososial Actvist IBU Foundation, Andry Hamida, Head of Creative Visual Hello Monday Morning, dan Vivian Wijaya, seorang Enterpreneur dan Beauty Enthusiast.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.