Red Planet Indonesia membukukan pendapatan usaha sebesar Rp42,43 miliar. Jumlah tersebut menurun 37,76 persen atau sebesar Rp25,74 miliar dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp68,17 miliar.
Penurunan pendapatan usaha khususnya dipengaruhi oleh penurunan pada pendapatan kamar sebesar Rp20,16 miliar serta pendapatan makanan dan minuman sebesar Rp3,83 miliar yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 sejak pertengahan Maret 2020.
NG Suwito, Direktur Utama PT Red Planet Indonesia Tbk, mengungkapkan, pada triwulan 2 dan triwulan 3 Pemerintah mengeluarkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hampir di seluruh kota-kota besar di Indonesia mengakibatkan penurunan drastis dalam pergerakan perekonomian dan mobilitas masyarakat antar kota baik untuk kegiatan bisnis maupun wisata lokal.
Sejalan dengan menurunnya pendapatn usaha dan berbagai efisiensi biaya secara ketat dan pengurangan biaya, maka laba kotor Perseroan mengalami penurunan sebesar 41,51 persen atau setara Rp15,01 miliar dari Rp36,16 miliar pada tahun 2019 menjadi Rp21,52 miliar padaĀ tahun 2020.
Perseroan mencatat rugi sebelum pajak sebesar Rp22,96 miliar, meningkat 96,41 persen atau setara Rp11,27 miliar dibandingĀ tahun 2019 sebesar Rp11,69 miliar. Meningkatnya rugi sebelum pajak terutama bersumber dari peningkatan rugi operasi sebesarĀ Rp11,93 miliar.
Strategi Perseroan
Di tengah penurunan pendapatan, Red Planet Indonesia berfokus kepada kebutuhan dan kepuasan konsumen dengan cara meningkatkan aspek pemasaran di berbagai media.
Mengarahkan reservasi hotel melalui platform Red Planet. Mengarahkan Bisnis ke Platform SendiriĀ seperti Penambahan Fitur Belanja di Aplikasi Red Planet.
Hotel yang telah memiliki Sertifikasi CHSE Kemenparekraf, Sertifikasi CHSE Sucofindo danĀ Protokol Red Planet Hotels Untuk Covid-19 ini juga melakukan beberapa kegiatan seperti Program WWF āSigning Blueā.
Perseroan bekerja sama dengan WWF Indonesia melalui Program Signing Blue untuk mewujudkan kepariwisataan bahari yang bertanggung jawab (responsible marine tourism/RMT).
Signing Blue memiliki perangkat marine tourism improvement program (MTIP) yang memungkinan pelaku kepariwisataan mengetahui level praktik keberlanjutan yang telah dilakukan.
Bergabungnya perseroan dalam program signing blue sebagai salah satu wujud komitmen Perseroan dalam aksi berkelanjutan dari kepedulian Perseroan terhadap lingkungan, khususnya lingkungan bawah laut.