Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno bermain sepak takraw saat berkunjung ke Desa Wisata Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Sandi yang datang dalam rangka Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) secara dadakan dicegat oleh guru olahraga anak-anak atlet sepak takraw dari desa wisata Karanganyar, untuk melihat enam atlet cilik tersebut yang sedang melakukan juggling. Mas Menteri sendiri mengaku ia baru pertama kali main sepak takraw dan merasa excited. Selama berinteraksi Sandi menantang atlet cilik tersebut untuk 10 kali juggling tanpa jatuh akan mendapatkan hadiah, tapi ternyata tidak ada yg mampu karena mereka keliatannya grogi ketika disaksikan langsung oleh mas Menteri.
Sandi menjelaskan atlet sepak takraw dari desa wisata ini sudah mendapatkan juara 3 tingkat Magelang dan mendapatkan emas di ajang PON baru-baru ini, tentu suatu prestasi yang nama harum desa wisata Karanganyar dan Kabupaten Magelang.
Melihat atlet2 cilik yang berprestasi tersebut Sandi secara spontan langsung memberikan bantuan sepatu futsal yang di beli melalui online karena ada permintaan, dan Sandi berharap semoga bantuan ini dapat memberikan motivasi untuk berlatih lebih semangat dan giat agar dapat menjadi atlet yang dapat menggantikan kakak-kakaknya yang sudah mendapatkan medali emas.
“Kita harapkan industri olahraga karena nanti kunjungan wisatawan ke desa wisata selanjutnya, salah satu aktivitas yang disuguhkan adalah sport tourism yaitu sepak takraw untuk di desa wisata ini, yang membuka lapangan pekerjaan baru,” papar sandi, seperti dalam keterangan tertulis yang diterima vakansi.
Sandi menambahkan dengan prestasi unggul di bidang olahraga yang dimiliki suatu desa wisata, tentu serta merta akan mengangkat dan mengharumkan nama desanya. Dan dengan terangkat potensi desa wisata maka bangkitlah perekonomian masyarakat menuju kesejahteraan.
Untuk menikmati suasana pedesaan, Sandi pun menginap semalam di balkondes homestay Karanganyar. “Saya sangat menyarankan wisatawan terutama yang dari perkotaan untuk menginap di balkondes homestay atau homestay yang ada di rumah-rumah warga karena pengalamannya berbeda. Bagaimana kita merasakan suasana desa, bagaimana kita juga merasakan udara yang segar, boleh dibilang kita merasakan sensasi kita bersama-sama ikut dengan aktivitas rutin yang dilakukan oleh masyarakat di pedesaan,” jelasnya.