hitcounter
Monday , January 6 2025

Saat Pandemi Belanja Online Sangat Diminati Masyarakat

Semakin banyaknya konten di internet membuat pengguna jadi harus lebih pintar membentengi diri. Jangan sampai kemudahan akses dan banyaknya informasi malah merugikan diri sendiri. Begitu juga saat berbelanja online.

Generasi 4.0 tidak bisa lepas dari belanja online. Berbagai alasan membuat belanja online lebih mudah ketimbang harus bepergian ke luar seperti tidak harus capek berjalan kaki, barangnya lebih banyak pilihan, dan lebih banyak promo dan diskon. Belum lagi pandemi membuat kita harus selalu berada di rumah demi keamanan.

Tentunya belanja online ini bisa menjadi hal yang tricky. Karena tidak seperti belanja konvensional, kita tidak bisa melihat barang secara langsung dan memilih dengan tepat produk yang diinginkan.

Ada tiga kategori konsumen e-commerce. Impulsive buyer yang ingin cepat-cepat membeli dan cenderung gegabah dalam mengkonsusi produk yang ditawarkan. Patient buyers. Konsumen yang teli, melakukan komparasi harga dan menganalisa produk yang ditawarkan. Serta window shoppers konsumen yang sekadar melihat-lihat saja. Kita termasuk yang mana nih?” ujar Aris S Ripandi, IT Consultan dan Relawan TIK Sukabumi dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (19/7/2021).

Banyaknya pilihan e-commerce dan marketplace membuat kita harus lebih mawas diri untuk memastikan keandalan dan tingkat keamanan platform yang akan digunakan. Pastikan beberapa hal seperti apakah platform tersebut bonafit dan bisa dipercaya? Apakah ada jaminan transaksi aman? Apakah kerahasiaan nomor kartu kredit dan pembayaran kita terjamin kerahasiaannya dan tidak dapat diakses pihak lain? Terakhir apakah merchant memiliki rating dan testimoni yang baik?

“Harus dipertanyakan semuanya misalkan ternyata e-commerce ini sudah besar, terdaftar di penyelenggara sistem elektronik akhirnya jadi jaminan sistem keamanan di ecommerce tersebut. lalu apakah ada jaminan uang kembali. Jangan tergiur harga murah tapi tidak memperhatikan rating atau testimoni,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan privasi dan penyalahgunaan informasi pribadi sebaiknya berhati-hati saat bertransaksi. Menggunakan perangkat lunak pelindung dari malware, menggunakan jaringan internet yang aman seperti Wi-Fi rumah atau internet pribadi, situs yang aman menggunakan URL dengan protokol “https”, dan browser akan memberikan sebuah tanda untuk suatu situs yang aman.

“Teliti sebelum membeli, cek ulang jangan sampai membeli dari situs yang salah apalagi salah barang dan tidak sesuai,” tutupnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (19/7/2021) ini juga menghadirkan pembicara Dudi Rustandi (Relawan TIK & Dosen Telkom University), Muhammad Lutfi (Relawan TIK Blitar & Guru), Rovien Aryunia S.Pd. M.PPO.,M.M (MAFINDO, Praktisi Human Resource), dan Rio Silaen sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

Beli Smartphone Xiaomi Bisa Bawa Pulang Produk Smartphone & IoT Lainnya Senilai Hingga 12 Juta di Xiaomi Carnival

Jakarta, Vakansi – Xiaomi Indonesia mengajak pelanggan untuk berpartisipasi dalam kemeriahan Xiaomi Carnival 2024. Mengusung …

Leave a Reply