Pariwisata di masa pandemi COVID-19 otomatis lumpuh. Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang jadi momen penting agar sektor pariwisata di daerah kembali bergeliat. Sebab itu, perlu kolaborasi pentahelix lintas sektor untuk membangun kembali semangat baru untuk tetap berwisata dengan iklim baru, adaptasi kebiasaan baru.
Hal ini diungkapkan Agustini Rahayu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), saat membuka seminar Persiapan Destinasi dan MICE Malang Raya Sambut Nataru Adapatasi Kebiasaan Baru bersama Forum Wartawan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Forwaparekraf) di Atria Hotel & Confrence Malang, (8/12/2020).
”Kita gak bisa kerja sendiri. Harus ada kolaborasi erat dengan stakeholder daerah, media dan pelaku wisata daerah itu sendiri, khususnya di Malang Raya ini. Semua punya peran penting dalam membangun kembali pariwisata yang mati selama pandemi,” ungkap dia.
Pelaku wisata harus siap menjaga tempat wisata setangguh mungkin. Tangguh, dalam artian menerapkan protocol kesehatan, baik dari pelaku maupun wisatawan sendiri. Dengan begitu, jaminan aman, sehat dan nyaman akan tercipta dengan sendirinya.
Agustini mengungkapkan, selama pandemi ini total angka kunjungan wisatawan hanya terbilang 3,5 juta. Jauh berbeda dari tahun lalu yang mencapai 16,7 juta kunjungan. “Jadi bisa dibayangkan kayak apa mirisnya, Tahun ini masyarakat mulai berani berwisata aja udah syukur,” kata Ayu.
Selain itu, pihaknya kini sedang menggenjot iklim pariwisata melalui MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition). Melalui MICE, diklaim bisa setidaknya menggerakkan kembali roda perekonomian meski skala kecil.
”Dari perjalanan bisnis itu hotel jadi kesewa, restoran ada yang makan, wisata-wisata kampung ada yang berkunjung. Terus terang, border belum sepenuhnya dibuka, kunjungan wisata masih sepi juga. Lewat MICE ini masih ada harapan,” jelasnya.
Lanjut Ayu, adanya vaksin yang sudah datang bisa melecut semangat baru untuk menata kembali perekonomian tahun 2021 mendatang. ”Tapi tetap kembali pada orangnya, kalau gak disiplin prokes ya buat apa?,” pungkasnya.
Kepala Disbudpar Provinsi JawaTimur, Sinarto pelaku wisata sebaiknya mengadaptasi konsep wisata tangguh, seperti halnya di Malang Raya. Para Forkopimda Malang Raya dalam membangun kepercayaan kepada publik untuk berwisata selama pandemi. āSejak dimulai konsep tangguh di tempat wisata (di Malang) Alhamdulillah belum ada klaster pariwisata. Tentu ini bisa jadi semangat baru,” katanya.
Menyambut libur Nataru mendatang, pihaknya akan mengerahkan sejumlah tim evaluator guna membantu para pelaku wisata di daerah untuk mewujudkan kawasan wisata yang aman, sehat dan nyaman. “Bagaimanapun semua ada di tangan daerah dan pelaku wisata itu sendiri,” tukasnya.
Asisten Adpem. Pemkot Malang, Diah Ayu Kusumadewi menerangkan, pihaknya juga telah sejak lama terus berupaya bangkit memulihkan ekonomi meski dalam masa pandemi. Pemkot Malang selama pandemi sudah membuat sejumlah inovasi program pemulihan ekonomi pasca pandemi. Mulai dari Malpro (Malang Beli Produk Lokal), malang berbagi, Malherb (Malang Herbal), Malba (Malang Bahagia) dan masih banyak lagi.
“Pemkot Malang juga terus berupaya melakukan pemulihan ekonomi, termasuk di sektor pariwisata. Terlepas angka kasus penularan masih ada. Pak Wali masih berpedoman pada anjuran, rem dan gas di waktu yang tepat. Karena yang sedang dihadapi saat ini juga penting, soal kesehatan. Kolaborasi pentahelix dengan lintas komponen dan sektor, mutlak harus diwujudkan dalam pemulihan ekonomi pariwisata,” pungkasnya.