Sebagai salah satu provinsi andalan pariwisata, pemulihan NTB turut menjadi prioritas pemerintah. Pembangunan rumah-rumah yang rusak dan juga infrastruktur lain itu sudah mulai dilakukan pada 1 September ini saya kira mulai efektif, karena sesuai arahan Presiden Jokowi setiap keluarga atau rumah yang rusak akan terima 50 juta rupiah
Hal itu diungkapkan Menko kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, seusai rapat koordinasi yang bertemakan āMemperkuat Sinergi dalam Akselerasi Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritasā tersebut di Yogyakarta (29-08-2019).
āPemerintah sudah mengalokasikan hampir Rp 2 triliun untuk tangani gempa NTB,ā Kata Luhut.
Luhut mengatakan, semua kebutuhan disiapkan mulai dari alat tukangnya, kemudian bahan – bahan bangunan juga disiapkan di situ, sehingga harganya bisa dikontrol dan tidak di-mark up orang-orang lain. Kemudian disiapkan pendampingan.
āKeseriusan pemerintah untuk bekerja secara teliti dan hati-hati demi menghindari adanya oknum-oknum yang memanfaatkan situasi untuk meraup keuntungan pribadi,ā paparnya.
Menjawab mengenai tidak ditetapkannya status bencana nasional untuk NTB, Luhut menerangkan hal tersebut dilakukan untuk menghindari diterbitkannya travel warning dari negara lain.
āJadi pengalaman kita di Bali, kalau (negara asal turis mengeluarkan) travel warning maka insurance-nya tidak mau meng-cover kunjungannya, akibatnya yang menderita rakyat kita di sana,ā ujar Luhut
Menurut Luhut, masyarakat NTB dapat kehilangan pendapatannya dari pariwisata jika wisatawan menjadi enggan datang karena tidak terlindungi oleh asuransi. Padahal, sampai hari ini wisatawan mulai mau untuk datang kembali ke NTB.
āKe Gili Trawangan sekarang turis sudah mulai datang. Hal menumbuhkan harapan kebangkitan NTB pasca mengalami bencana alam gempa bumi,ā terangnya.