Ketua DPR RI Puan Maharani mengunjungi Solo, Jawa Tengah, dalam rangka kunjungan kerja pada (12/6/2021), didampingi oleh Wali Kota Solo Gibran Rakabuming. Di sela-sela agenda yang padat, Puan sempat mampir ke Bakmi Jowo Kuno Mbah Mangun untuk mencicipi kuliner tradisional yang sedang hits di Solo itu.
Puan tampak asyik menyantap bakmi godog alias bakmi rebus sambil mengacungkan jempol. Tanpa banyak kata, dia menghabiskan isi piring hingga kuahnya. Selain menu bakmi, dia juga mencicipi bihun goreng dan nasi goreng ekstra ayam. “Enak banget. Mantap bakminya!” komentar Puan setelah menghabiskan makanannya, sepert dalam keterangan tertulis yang diterima vakansi.
Mantan Menko PMK tahun 2014-2019 ini pernah mengungkapkan kegemarannya makan makanan tradisional. Bahkan dalam bincang santai dengan Boy William seperti terlihat di kanal YouTube Boy, Puan tak sungkan mengaku suka makan di pinggir jalan, contohnya ketoprak.
Bahkan, saat berkunjung ke Klaten beberapa waktu lalu, Puan menyempatkan diri untuk wisata kuliner sederhana. Dia menyantap ayam goreng kesukaannya, mencoba segarnya sop ayam, soto bening, sampai mencicipi baceman. “Makanan di sini (Klaten) sedap, dan di Jakarta enggak ada,” kata Puan.
Begitupun ketika berkunjung ke Riau. Dia tak segan mengajak kader PDI Perjuangan yang ikut hadir dalam acara tersebut untuk mencicipi sajian kuliner di pinggir jalan. Menu favoritnya adalah mie sagu.
Kegemaran Puan menyantap makanan pinggir jalan tersebut ternyata sudah terbentuk jauh sebelum dia masuk dunia politik. Saat kuliah di FISIP UI jurusan komunikasi, Ketua DPR perempuan pertama ini kerap makan bersama teman-temannya di ‘balsem’ alias balik semak.
“Saya belum pernah merasakan lezatnya tape ketan di tempat lain. Yang lain kalah dibanding tape ketan pulut balsem. Ndak tahu itu kan jualannya di kaki lima,” tutur Puan mengenang masa remajanya.
Maka tidak mengherankan jika Puan makan dengan lahap di Bakmi Mbah Mangun. Dia tertarik dengan aroma khas kuah bakmi yang ternyata dimasak menggunakan arang ini. Puan juga kagum karena pemilik warung makan tersebut terbilang masih sangat muda. Padahal menurut dia, masakannya kental dengan cita rasa tradisional.
Radifan Wisnu Fadhlilah (24) memang pernah mengatakan dia sengaja memilih konsep tradisional untuk warung makannya. Katanya, dia ingin membangkitkan kembali kebudayaan Jawa yang mulai luntur akibat masifnya perkembangan teknologi. Dia juga ingin generasi muda jatuh hati pada warisan kuliner Solo ini.
“Resep ini turun temurun dari buyut saya. Kemudian diturunkan nenek saya, terus ke orangtua dan baru kemudian ke saya (generasi keempat),” kata alumnus University of Wollongong Australia, dikutip dari Kompas.com.
Dia juga mengungkapkan bahwa semua masakan di warung makannya tidak menggunakan penyedap rasa, tetapi mencampurkan tiga bumbu dasar, yaitu tumbukan bawang putih, kemiri mutihan dan campuran rempah-rempah khusus yang diolah buyutnya. Menurut cerita, keluarga besarnya memang sudah khatam di bisnis bakmi Jawa. Dulunya sang kakek merupakan ahli masak bakmi.
Selain itu, bakmi jawa tersebut juga dimasak satu per satu untuk menjaga kualitas rasa dan tingkat kematangan yang pas. “Kami memang tidak menggunakan micin, kami hanya menggunakan bumbu rempah yang sudah diwariskan secara turun temurun. Kemudian memasaknya juga menggunakan arang, dan telur yang kami gunakan adalah telur bebek liar,” tutur Radifan.
Warung makan Mbah Mangun menyajikan berbagai pilihan menu olahan bakmi. Salah satu andalannya adalah bakmi godog yang dicicipi Puan. Namun, menu lain juga tersedia, seperti nasi goreng, ayam goreng kampung, dan masih banyak lagi. Harganya mulai dari Rp25.000 sampai Rp35.000 per porsi.
Sebelum mencicipi kuliner tersebut, dalam kunjungan ke Solo, Puan didampingi Gibran berkunjung ke Pasar Legi untuk berdialog dengan warga sekaligus melihat langsung aktivitas pasar selama masa pandemi. Setelah itu dia menuju Balai Kota Solo untuk meninjau langsung kegiatan vaksinasi.
Agenda selanjutnya adalah penyerahan bantuan untuk masyarakat dan petani. Selain Wali Kota solo, hadir pula secara virtual Bupati Boyolali, Klaten, dan Sukoharjo. Bantuan yang diberikan berupa alat dan mesin pertanian, yakni motor roda tiga, paket gemar makan ikan, pompa air, bibit ikan dan pakannya, bibit tanaman produktif (alpukat, jambu kristal, kelengkeng), dan lain-lain.