Internet masa kini telah terkoneksi dengan berbagai aspek dan memudahkan banyak hal. Tak bisa dipungkiri atau menolak, kehidupan pun berubah. Pengguna internet sudah dalam segala kalangan dan usia, akan tetapi saat berbicara penggunaan internet untuk anak, maka harus dicermati kembali.
“Anak-anak belajar internet tidak hanya dari orangtua, lingkungan pun menjadi sarana mereka untuk belajar dan bahkan sekarang ini mereka lebih banyak belajar dari lingkungan daripada orangtua yang lebih kepada mengenalkan,” kata Sophie Beatrix, Psikolog Praktisi dalam bidang Pendidikan dan Industri saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (13/9/2021).
Hal yang perlu diingat ketika anak-anak belajar internet dari lingkungan adalah kerentanan di dunia maya berupa berita hoaks, perundungan cyber, pornografi, hingga predator anak sehingga anak perlu diawasi dalam pemakaian internet. Sebab selain dampak positif ada pengaruh negatif dari internet.
Untuk belajar jelas, internet telah mempermudah dalam pencarian informasi, sarana hiburan, untuk menumbuhkan kreativitas, dan membuat lebih peka teknologi. Sementara negatifnya, internet akan bahaya jika hal yang dikonsumsi tidak sesuai usia. Bisa juga anak menjadi kecanduan, sulit membedakan fakta dan fiksi, serta menjadi penyebab anak anti sosial karena sibuk bermain gawai.
Orangtua tentunya harus mengetahui pedoman dalam penggunaan internet pada anak. Yakni usia nol hingga 10 tahun harus ada pengawasan dan pemantauan dengan orangtua aktif terlibat dalam penggunaan internet anak dan memakai parental control. Sementara usia 11-14 tahun memerlukan supervisi dan monitoring yaitu orangtua harus memberikan informasi arahan akan dampak internet. Masuk ke usia yang lebih besar lagi 15-18 tahun anak memerlukan pedoman, orangtua perlu membantu dan mengingatkan anak agar terhindar dari situasi tidak aman.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Daniel Hermansyah, CEO of Kopi Chuseyo, Syarief Hidayatulloh, Digital Strategist Hello Monday Morning, dan Shandy Susanto, Dosen Podomoro University.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.