Industri kreatif merupakan salah satu sektor strategis yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal itu ditunjang kebijakan pemerintah dalam mengembangkan 14 subsektor industri kreatif pada medio 2008. Pada tahun 2014-2015, menurut data Kementerian Perindustrian, nilai tambah dari sektor ekonomi kreatif diperkirakan mencapai Rp111,1 triliun.
Melihat potensi besar itu, Revata Cipta Kreasi bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) kembali menghadirkan Populer Culture Convention (Popcon) 2016. Mengusung tema “Pop Revolution” Popcon Asia 2016 digelar pada 12-14 Agustus di Jakarta Convention Center, Senayan.
Grace Kusnadi, CEO Revata sekaligus penggagas Popcon Asia, mengatakan, penyelenggaraan Popcon Asia 2016 sangat penting dalam upaya pengembangan industri kreatif di Tanah Air. Hal itu didasari pada tingginya potensi industri kreatif Indonesia sehingga membutuhkan suatu wadah untuk berjejaring, berbagi, berkolaborasi, dan meningkatkan kemampuan bagi para kreator.
“Kreasi anak negeri tidak kalah dengan di luar negeri. Hal itu dapat dilihat dari karakter buatan anak bangsa yang tidak akan kalah saing dengan tokoh dari luar negeri,” ujar Grace.
Grace menambahkan, pada penyelenggaraan Popcon Asia 2016, pengetahuan tentang hak atas kekayaan intelektual menjadi poin utama. “Kami berharap, para content creator bisa menyadari hak-hak mereka atas kekayaan intelektual,” ujar Grace.
Triawan Munaf, Ketua Badan Ekonomi Kreatif Indonesia, mengatakan, untuk menjadi tulang punggung perekonomian nasional, industri kreatif, khususnya kreasi anak negeri, harus dapat lebih dikembangkan supaya pasar dalam negeri dapat dikuasai.
“Untuk itu, ciptakan karakter bagus dengan memperbaiki kualitas produknya sehingga konsumen dalam negeri yakin. Kami punya slogan untuk itu, yaitu ‘Local Now, Global Later’. Kita harus mencontoh negara Korea Selatan yang sukses menjaring pasar di negara lain setelah berhasil menguasai pasar dalam negeri,” ujar Grace.
Popcon Asia 2016 menargetkan dihadiri lebih dari 40.000 pengunjung yang akan memadati 225 stan pegiat kreatif Tanah Air. Pada Popcon Asia 2015, ada 167 stan yang dikunjungi 37.000 orang dengan transaksi lebih dari Rp25 miliar.
“Pada Popcon Asia 2016, kami menargetkan penjualan mencapai Rp35 miliar dengan strategi mengadakan acara preview night pertama kali sebelum tiga hari penyelenggaraan yang menampilkan Wiro Sableng dan Si Buta dari Gua Hantu. Keduanya merupakan karakter Tanah Air yang mati suri setelah ada serbuan tokoh-tokoh fiksi dari luar negeri,” ujar Grace.
Pelaku industri kreatif yang berpartisipasi pada Popcon Asia 2016 antara lain Ross Tran (Amerika Serikat), Stanley Lau (Singapura), Lius Lasahido (Indonesia), Russel Carpenter (Amerika Serikat), Park Taejoon (Korea Selatan), Artime Joe (Korea), Dhado Wacky (Indonesia), Bryan Lie (Glitch Network), Sweta Kartika (comic artist & illustrator), Garrie Gastony (Indonesia), Emte (Indonesia), Dennis Adishwara (Layaria Network), Vidi Aldiano (Indonesia), Mayumi Haryato (Indonesia), Peter van Dongen, Faza Meonk, Evi Shelvia, Atreyu Moniaga, Eric Noah, Alti Firmansyah, Jessica Cholinne, C.Suryo Laksono, Dini Marlina, Jhosephine Tanuwidjaja, Donna Conrad (Amerika), dan Paulus Hyu.
One comment
Pingback: Singapore Airlines BCA Travel Fair 2016 Datang Lagi! - Vakansi.Co