Mengutip dari We Are Social dan Hootsuit sebuah sosial media untuk menejemen platform dari 274,9 juta jiwa penduduk, pemilik koneksi mobile di Indonesia sudah melebihi jumlah penduduknya yaitu mencapai 345,3 juta. Sementara pengguna internet aktif saat ini mencapai 202,6 juta dan sebanyak 170 juta telah menggunakan media sosial.
Danan Dna, Creativepreneur CEO Swell Extended Fam, saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, Rabu (4/8/2021) mengatakan, pertumbuhan jumlah pengguna internet seharusnya mengidentifikasikan masyarakat yang cakap digital. Namun ada prestasi buruk dari massifnya aktivitas di media sosial dan bagaimana masyarakat berkomentar. Baru-baru ini netizen Indonesia menempati urutan terbawah menurut survei Digital Civility Index (DCI).
Microsoft mengukur tingkat kesopanan digital pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya dan mengamati sekitar 16.000 responden di 32 wilayah selama bulan April hingga Mei 2020. Setelah itu akun Microsoft pun diserang, sekitar dua ribu komentar hingga harus menutup kolom komentarnya.
“Media sosial sendiri saat ini merupakan sebuah media daring yang digunakan oleh para penggunanya agar bisa dengan mudah berpartisipasi, berinteraksi, berbagi, berjejaring tanpa dibatasi ruang dan waktu,” ujar Danan.
Dengan adanya media sosial ini, kegiatan seperti menghimpun keluarga, saudara, kerabat yang tersebar menjadi mudah. Media sosial juga sebagai penyebar informasi, memperluas jaringan pertemanan, sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan dan sosial, dan sebagai media promosi bisnis.
Danan mengatakan, baik sebagai individu maupun content creator di dunia digital setiap orang memiliki peran di dunia digital. Sebagai audiens secara personal berarti seseorang harus bisa memberikan hal positif pada dunia melalui pilihan status, opini, komentar atau respons lainnya. Sementara sebagai content creator yang seringkali mewakili produk maupun kelompok tentunya dalam berkolaborasi juga harus bisa membuat konten-konten yang positif. Brand pun sama halnya dengan audiens dan content creator yang harus bisa mengedukasi misalnya dengan mengangkat semangat, persahabatan dan nilai nasionalisme.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir pula nara sumber lainnya yaitu Wahyu Hadikristanto, Sekretaris Prodi Universitas Pelita Bangsa, Boyke Nurhidayat dari RTIK Bogor dan M. Makmun Effendi, seorang Dosen dan IT Profesional.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.