Data pengguna internet Indonesia kini mencapai 202,6 juta atau sekitar 73,7% dari total penduduk. Sebanyak 98,2% sudah menggunakan smartphone, dengan kategori penggunaan teratas untuk aplikasi perpesanan.
“Saat ini merupakan momentum keberadaan internet, setiap orang berinteraksi secara online untuk berkomunikasi,” kata Asyraf Ilmansyah, Data Scientist & Analyst BRI saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, pada Kamis (4/11/2021).
Dia mengatakan sekarang hanya dengan jempol dari ponsel pribadi orang bisa membuka media sosial, melakukan transaksi pembayaran secara online, memesan tiket lewat platform pemesanan, dan transportasi.
Dengan segala aktivitas yang tinggi tersebut keamanan indentitas digital harus menjadi perhatian.
Identitas digital terdiri dari aktif dan pasif. Untuk identitas digital aktif berupa nama lengkap, nomor telepon, alamat rumah, Foto KTP, unggahan foto, video, hingga komentar di media sosial. Sementara identitas digital pasif berupa data yang ditinggalkan tanpa sadar oleh seseorang saat beraktivitas digital seperti alamat IP, lokasi dan riwayat pencarian.
Aktivitas online di internet yang meninggalkan jejak digital tersebut memungkinkan identitas pribadi tersebar, keamanan digital pun rawan kejahatan. Ada dua sisi identitas pribadi disalahgunakan, seperti untuk hal negatif untuk penipuan, mempublikasikan informasi yang mengarah ke penindasan atau pelecehan, untuk menyebarkan hingga hacking.
Agar segala sarana digital dapat dimanfaatkan dengan baik dan tak dirugikan untuk hal negatif, setiap orang harus memerhatikan aktivitas digitalnya. Sehingga jangan mengunggah sembarangan identitas digital, terutama KTP, Kartu Keluarga, yang memungkinkan disalahgunakan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk penipuan seperti pinjaman online dan sejenisnya.
Webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Putut Haryono, Wakil Kepala Sekolah Peningkatan Mutu, Mukaromah Kepala SMAN 9 Kota Bekasi, Shandy Susanto, Dosen di Podomoro University, dan Nimas Pertiwi, seorang Model.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.