Era serba internet, masyarakat Indonesia harus memahami betapa pentingnya literasi media agar tidak termakan kabar hoaks. Terlebih, masyarakat memang menjadi sasaran media massa untuk menyebarluaskan kabar berita.
Melalui literasi media, masyarakat menjadi kritis, peka terhadap informasi media massa, serta mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas intelektual. Intinya, literasi media adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi di kalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada.
Dr. H. Sopingi, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Nganjuk, mengatakan, pentingnya literasi media dan informasi di zaman internet. Karena zaman sekarang, masyarakat kebingungan untuk menentukan berita yang benar-benar fakta atau hoaks.
“Dalam lingkungan informasi yang cepat dan serba gratis di internet dan media sosial, tiap orang bisa menjadi produsen pesan. Akibatnya, banyak warga sulit membedakan informasi yang benar atau salah. Selanjutnya, bakal ada sinisme, ketidakpercayaan, pandangan ekstrem, konspirasi, dan populisme yang kian berkembang. Lalu apa yang terjadi Kebenaran dan kredibilitas media yang dulu dipercaya, kini malah dipertanyakan oleh publik,” ucap Sopingi, dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 untuk wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (25/11/2021).
Ia menerangkan, dengan banyaknya informasi yang tersebar di internet, masyarakat semakin sulit membedakan mana informasi dari media yang terpercaya dan mana yang abal-abal. “Jika sudah demikian, bersiaplah dengan gangguan informasi seperti hoaks yang merajalela,” ucapnya menegaskan.
Lanjutnya, agar tidak termakan berita hoaks, masyarakat diminta untuk skeptis terhadap sebuah informasi. Pemahaman tentang literasi digital pun sangat penting untuk menangkal hoaks dari media abal-abal.
“Literasi digital merupakan sekumpulan kompetensi fungsional dan kritis mulai dari mengakses hingga melakukan aksi secara kolaboratif, positif dan masif di ekosistem digital. Kita harus melakukan perlawanan (terhadap hoaks) dengan cara menyunting itu dengan sikap skeptis, buat daftar periksa akurasi, jangan berasumsi cepat, hingga berhati-hati dengan sumber anonim,” katanya menegaskan.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, Kamis (25/11/2021) juga menghadirkan pembicara, Agung Gita Subakti (Lecturer Specialist S2 Universitas Bina Nusantara), Indah Pratiwi Arumsari (Tenaga Ahli DPR RI), Firda Hariyanti (Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan ITS NU Pasuruan), dan Anjani Adyalaksmini (CMO at PT. Laksmindo Bahtera) sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.