Kecakapan digital yang kerap luput dari perhatian warga digital ialah soal keamanan digital. Padahal ruang digital banyak oknum yang memanfaatkan kelengahan kita untuk mengambil keuntungan sendiri. Maka dari itu keamanan digital harus menjadi perhatian. Mulai dari perangkat keras, lunak dan aplikasi.
Bayu Wardana, Pemimpin Redaksi Independen.id mudah saja sebenarnya menjaga keamanan, asal kita sebagai pengguna tidak malas melakukan pencegahan. Seperti keamanan perangkat keras, amankan ponsel, laptop, tablet dengan sandi atau password untuk masuk. Pada ponsel atau laptop seri terbaru, sandi bisa berupa kata sandi, sidik jari, pola maupun pengenalan wajah.
Untuk keamanan perangkat lunak atau software di dalam laptop atau ponsel dengan perangkat lunak operating sistem Android atau IOS dapat dakukan secara berkala pembaharuan aplikasi.
“Tujuannya agar aplikasi lebih cepat kinerja, tidak mudah dibobol hacker, hemat baterai. Pembaruan operating system bisa dilakukan lewat pengaturan atau update perangkat lunak pembaharuan aplikasi bisa lewat Playstore,” ujarnya saat menjadi pembicara dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021).
Untuk keamanan email sebaiknya memiliki lebih dari satu, gunakan email khusus untuk transaksi seperti Gojek Tokopedia dan lain-lain bedakan dengan email untuk pekerjaan. Email memang dipakai jika ingin mendaftar aplikasi seperti Zoom WhatsApp, Shopee dan lainnya diperlukan email dan nomor ponsel. Jika menggunakan Gmail dapat melakukan otentifikasi 2 langkah.
Sementara itu untuk keamanan WhatsApp mencegahnya dengan membuat autentikasi 2 langkah dan tidak mengirimkan kode apapun dari ponsel kita ke orang lain. Karena modusnya sekarang ini pembajak menggunakan akun atau nomor ponsel kita untuk permintaan lupa password atau instal ulang di WhatsApp.
“Kemudian aplikasi mengirim kode keamanan melalui SMS ke nomor ponsel kita. Pembajak kemudian mengirim WA atau sms ke kita seolah-olah itu kode untuk pendaftaran atau alasan lain. Jika kode keamanan itu kita kirimkan maka wa kita langsung diambil alih. Maka jangan pernah memberikan kode keamanan kepada siapapun agar aplikasi kita tetap aman,” jelasnya.
Untuk Facebook selalu ingat email dan nomor ponsel yang didaftarkan saat membuat akun Facebook. Jaga data diri dengan membunyikan data-data pribadi dari publik seperti tanggal lahir alamat email dan nomor ponsel kecuali Facebook untuk bisnis.
Usahakan Facebook disetting menjadi private untuk data-data pribadi tadi dengan cara masuk ke pengaturan keamanan pilih akun lewat verifikasi ponsel. Nanti jika ada seseorang atau kita membuka akun Facebook di perangkat yang baru akan dikirimi kode akses 6 digit.
Caranya adalah pengaturan keamanan security lalu pilih aktifkan pemberitahuan masuk dan masukan nomor HP Anda kemudian autentikasi dua langkah di Facebook caranya dengan membuka setting pilih keamanan dan info login lalu autentikasi dua faktor kemudian klik mulai.
“Berinternetlah yang aman terutama saat menggunakan Wi-Fi di ruang publik. Meski pun membantu, Wi-Fi rumah publik mengandung risiko data kita dicuri pihak lain maka sebaiknya gunakan jaringan sendiri seperti dari ponsel modem atau berlangganan provider internet sendiri (ISP),” tuturnya.
Jika terpaksa menggunakan Wi-Fi dapat melalui VPN tetapi disarankan berbayar karena sebagian VPN yang gratis justru mengumpulkan data kita untuk dijual. Disarankan juga tidak membuka akses rekening dan email yang sensitif.
Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKomInfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (16/7/2021) siang juga menghadirkan pembicara Muh. Nurfajar Muharrom (Relawan TIK), Ira Pelitawati (Penggiat Literasi), Leili Kurnia Gustini (Wakil Direktur Politeknik LP3I), dan Yumna Aisyah sebagai Key Opinion Leader.
Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.
Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.