hitcounter
Thursday , June 19 2025

Pentingnya Etika di Medsos

Peningkatan pengguna internet di Indonesia tidak diiringi oleh sikap santun dan beretika ketika bermedia sosial oleh para penggunanya. Ekowati, Kepala SMAN 1 Bekasi mengatakan, dalam menggunakan media sosial itu harus tetap beretika seperti di dunia nyata.

Di samping itu, dalam media sosial terdapat banyak konten yang kurang mendidik. Pertama, hoaks yakni informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi sebenarnya. Hoaks sering terjadi dan tersebar di media sosial. Kedua, cyberbullying atau perundungan dunia maya menggunakan teknologi digital, tujuannya untuk menakuti dan membuat marah, hingga mempermalukan korban. Ketiga, hate speech yang merupakan ungkapan bersifat ajakan untuk mendiskreditkan, menyakiti seseorang atau kelompok tertentu dengan tujuan membangkitkan permusuhan.

“Apabila kita dalam berinternet tidak memakai etika. Maka dampak negatif yang merugikannya banyak, seperti rasa cemas, takut bersosialisasi, dan kehilangan kepercayaan diri,” tutur Ekowati dalam Webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (25/10/2021).

Beretika di internet harus menggunakan kata-kata yang sopan dan layak, menggunakan kaidah kebahasaan yang baik, menghindari penyebaran SARA dan konten negatif, menghargai pendapat orang lain, mengedepankan norma agama sebagai pengendali. Sebaiknya sebarkan informasi yang inspiratif dan edukatif, memanfaatkan media sosial untuk membangun jaringan dan relasi, menghargai hasil karya orang lain dengan mencantumkan asal sumbernya.

“Para pengguna digital harus mengedepankan etika-etika dan rasa peduli kepada sesama, menghargai perbedaan dan situasi kondisi di media sosial. Pada saat marah dan emosi hindari penggunaan media sosial,” jelasnya.

Menerapkan etika di dunia maya berarti kita juga harus memahami aturan-aturan, seperti yang ada pada Undang-undang ITE. Dengan memahami hal tersebut, kita bisa lebih selektif dan berpikir sebelum memposting dan membagikan sesuatu di internet. Bermedia sosial harus punya etika dan sopan santun agar tidak menimbulkan dampak negatif dari perkembangan teknologi dan penggunaan intenet.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin (25/10/2021) juga menghadirkan pembicara, Ahmad Muslih (Wakil Kepala Bidang Kurikulum Sekolah SMAN 1 Bekasi), Irma Nawangwulan (Dosen International University Liason Indonesia), Asyraf Ilmansyah (Data Scientist & Analyst BRI), dan Vivian Wijaya.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 – untuk Indonesia #MakinCakapDigital merupakan rangkaian panjang kegiatan webinar di seluruh penjuru Indonesia. Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

About Pasha

Check Also

Sahabat-AI: Terobosan Teknologi Buatan Anak Bangsa untuk Era Kedaulatan Digital

Jakarta, Vakansi — Di tengah laju pesat teknologi kecerdasan buatan global, Indonesia menegaskan kehadirannya sebagai …

Leave a Reply