World Animal Protection mengatakan bahwa tren penggunaan gajah untuk pariwisata—yang banyak digunakan di Asia, di mana gajah digunakan sebagai pertunjukan atau ditunggangi untuk berkeliling, saat ini tren tersebut mulai menyebar ke Afrika bagian selatan. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh World Animal Protection, anak gajah diambil dari induknya untuk mendapatkan pelatihan yang kejam dan penuh tekanan agar mereka terbiasa untuk ditunggangi.
“Jika tidak ditangani dengan cepat, ratusan—bahkan lebih—gajah akan menghadapi kenyataan sadis seperti itu, antara lain dikurung, dipukuli, dan perlakuan kasar lainnya. Semua itu hanya untuk sebuah pertunjukan bagi para wisatawan,” bunyi laporan tersebut. (Baca juga: Peneliti Telah Menemukan Obat Mabuk Kendaraan)
Dilaporkan bahwa saat ini ada 144 gajah yang ditangkap di 28 tempat di Afrika Selatan, ditambah penggunaan 47 gajah untuk pariwisata di tujuh kebun binatang di Zimbabwe, 13 gajah untuk pariwisata di dua tempat di Zambia, dan 11 gajah untuk pariwisata di dua tempat di Botswana.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa ada 24 anak gajah yang dijual dan diekspor oleh Pemerintah Zimbabwe ke Taman Safari Chimelong di Cina, di mana gajah tersebut nantinya akan mendapat perlakukan kejam untuk tampil di depan turis serta untuk menjadi gajah tunggangan.
“Anda mengambil sisi ‘liar’ dari Afrika dengan menghancurkan kehidupan gajah yang bebas sehingga mereka dapat ditunggangi dan tampil di depan wisatawan,” ujar Kate Nustedt, Direktur Wildlife di World Animal Protection. “Para pencinta hewan akan terkejut melihat perlakukan kejam yang dialami gajah di belakang panggung.”
“Ada banyak tempat di Afrika bagian selatan bagi para wisatawan untuk melihat gajah di alam lepas, dan kami mengajak para wisatawan untuk melihatnya ke sana, bukan di tempat-tempat pertunjukan atau di taman safari,” lanjut Kate.
Lebih dari 20 biro perjalanan di seluruh dunia, termasuk TUI Netherlands, Intrepid Travel, Asian Oasis, dan World Expeditions, telah berhenti menawarkan atraksi menunggang gajah kepada para tamunya. “Kami mengajak seluruh biro perjalanan untuk melakukan hal yang sama, yakni tidak menggunakan gajah untuk pariwisata” ujar Kate. (Sumber: Travel Daily Media)