Peter Eio, Former President at LEGO Group pernah mengatakan mengenai keadaan generasi anak-anak saat ini. Di mana untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia bahwa generasi anak-anak telah melampaui orang tua mereka dalam menggunakan teknologi baru.
“Iya ya zaman sekarang anak-anak lebih pintar, maka tugas kita untuk tidak memungkiri adalah dengan mengejar ketertinggalan. Kita masih pegang andil namun kita perlu berdiri di kerendahan hati untuk bisa memahami anak-anak,” ujar Fiona Damanik, Konselor di Universitas Multimedia Nusantara saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, Selasa (24/8/2021).
Dia mengatakan, harus ada usaha orangtua sebagai pembimbing anak untuk belajar teknologi dan mengejar ketertinggalan. Sebab anak memerlukan pembimbing yang mau masuk ke dunia mereka. Jangan paksa anak ikuti orangtua, namun masuklah ke dunianya anak dengan memaknai berbagai aktivitas anak, misalnya saat anak asyik bermain game dan membuka internet.
Orangtua dapat mencoba lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak sekaligus mendekatkan diri agar bisa lebih banyak berkomunikasi serta menanamkan nilai-nilai, memaparkan konsekuensi logisnya dari internet dan terlalu banyak main game. Hal-hal buruk yang ada di internet memang tidak terbendung, namun kebiasaan bagi anak yang dibangun oleh para orangtua seperti nilai-nilai budaya dan etika di keluarga akan menjadi filter untuk menyaring hal negatif yang diterima anak dari dunia luar termasuk internet.
“Pada akhirnya, warisan orangtua yang tidak akan pernah habis ialah nilai yang tertanam dari orang tua,” kata Fiona lagi.
Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Di webinar kali ini, hadir pula nara sumber seperti Pringgo Aryo, seorang Producer & Komposer Musik, Fibra Trias Amukti, Editor in Chief Mommies Daily, dan Dee Rahma, seorang Digital Marketing Strategist.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.