hitcounter
Thursday , December 5 2024

Pemantauan Glukosa Mandiri Cegah Masyarakat dari Risiko Komplikasi Diabetes

Jakarta, Vakansi – Peningkatan prevalensi diabetes menjadikannya penyakit kronis dengan kematian ketiga tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), di Indonesia diabetes diprediksi melonjak hingga 28,5 juta penduduk pada 2045, namun data dari International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa 74% (tujuh puluh empat persen)orang yang hidup dengan diabetes tidak terdiagnosis.

Oleh sebab itu, edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap diabetes serta peran penting manajemen diabetes menjadi hal yang krusial. Topik ini menjadi pembahasan utama pada peringatan World Diabetes Day 2024 yang diselenggarakan oleh Roche Indonesia pada hari ini. Kegiatan ini merupakan inisiatif Roche dalam mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya pencegahan penyakit diabetes, peran penting deteksi dini, dan manajemen diabetes secara proaktif dengan pemantauan glukosa mandiri.

Penyelenggaraan peringatan World Diabetes Day dimulai dengan kegiatan jalan sehat yang diikuti oleh lebih dari 150 partisipan dari Komunitas CEO runner dan Ibu Hebat. Selain mendapatkan pengetahuan mengenai informasi penyakit diabetes lewat Diskusi Panel bertajuk Hidup Sehat dengan Diabetes yang dibawakan oleh para dokter spesialis, peserta juga berkesempatan melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu dan bagi peserta dengan hasil gula darah yang tinggi, Roche Indonesia juga bekerjasama dengan Prodia untuk menyediakan pemeriksaan lanjutan HbA1C secara cuma-cuma.

Menurut Perwakilan Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Tiersa Vera Junita, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia, pihaknya menjalankan program transformasi kesehatan yang berfokus pada enam pilar utama. Salah satu prioritas adalah mendukung layanan primer untuk diabetes. Upaya ini dimulai dengan promosi kesehatan yang bertujuan memberikan edukasi dan pemberdayaan masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya pencegahan dan pengendalian diabetes. Selain itu, pihaknya juga mengedepankan program deteksi dini yang dapat dilakukan melalui Posyandu dan Puskesmas.

“Diharapkan setiap penduduk usia 15 tahun ke atas melakukan deteksi dini minimal 1 kali dalam setahun. Sementara untuk orang yang sudah sakit, dapat melakukan kontrol rutin setiap bulan. Agar program ini berjalan optimal, kami sangat memerlukan kolaborasi dengan berbagai mitra yang peduli terhadap kesehatan. Kolaborasi ini mencakup edukasi kepada masyarakat, pelaksanaan deteksi dini, hingga peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan terbaik,” kata dr. Tiersa Vera Junita.

Direktur, Diagnostics Division, PT Roche Indonesia Lee Poh Seng mengatakan, Roche memahami pentingnya peran skrining dan deteksi dini dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Peningkatan prevalensi diabetes di Indonesia membutuhkan aksesibilitas layanan kesehatan yang berkualitas.

“Pemantauan glukosa mandiri sangat penting dalam manajemen diabetes secara proaktif guna membantu individu mengelola kondisi mereka.Peringatan Hari Diabetes Sedunia ini menjadi kesempatan untuk semua pihak untuk menunjukkan solidaritas dengan mereka yang hidup dengan diabetes setiap hari dan mengambil tindakan dalam meningkatkan kesadaran dan edukasi masyarakat serta akses terhadap layanan kesehatan,” ujarnya.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Subspesialis Endokrinologi, Metabolisme, dan Diabetes, Dr. dr. Aris Wibudi, menerangkan, berbagai faktor penyebab tingginya prevalensi diabetes di Indonesia disebabkan beberapa faktor, antara lain minimnya pengetahuan tentang diabetes, pola hidup yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas sik. Penderita diabetes yang belum mengetahui bahwa dirinya terkena diabetes, jauh lebih banyak daripada pasien yang telah mendapatkan diagnosa.

“Maka dari itu, pemantauan glukosa darah mandiri merupakan komponen penting dalam mengurangi risiko komplikasi diabetes dan harus diimbangi dengan penerapan pola hidup sehat seperti rajin olahraga. Sebab, dengan olahraga teratur sel-sel akan lebih responsif terhadap insulin, yang membantu menjaga kadar glukosa darah dalam kisaran target,” ujarnya.

Diketahui bahwa diabetes dapat menimbulkan beberapa penyakit komplikasi lainnya yang dimulai dari tingginya kadar gula dalam darah. Oleh karena itu, upaya pencegahan jauh lebih penting untuk dilakukan. Dalam hal ini, deteksi dini menjadi opsi ideal untuk mencegah timbulnya komplikasi kronik dengan memberikan penanganan secara tepat dan cepat. Pemantauan glukosa mandiri dan manajemen diabetes secara proaktif dapat membantu menurunkan risiko komplikasi pada orang yang hidup dengan diabetes. Namun, seringkali pasien tidak melakukan pemantauan gula darah secara rutin, sehingga dapat berisiko menimbulkan komplikasi lebih serius.

“Pada dasarnya seluruh masyarakat, berhak mendapatkan sistem kesehatan yang berkualitas, baik bagi penderita diabetes dan tidak. Maka dari itu, pemeriksaan melalui deteksi dini yang akurat sangat penting untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Itu sebabnya kami fokus pada upaya kami dalam mendidik masyarakat umum tentang diabetes, membuka akses terhadap pengujian diagnostik yang andal, dan membekali penderita diabetes tentang bagaimana mereka dapat mengintegrasikan manajemen diabetes. Mari bersama-sama, kita dapat mewujudkan Indonesia yang lebih sehat bagi para pengidap diabetes,” tutup Lee Poh Seng, Director, Diagnostics Division, PT Roche Indonesia.

About Pasha

Check Also

Percontohan Self-Sampling HPV DNA Untuk Keberlanjutan Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia

Jakarta, Vakansi – Roche Indonesia, Bio Farma, dan USAID MOMENTUM bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meluncurkan …

Leave a Reply