Saat ini pengguna internet aktif sudah mencapai 202,6 juta jiwa yakni 73,7% dari total populasi Indonesia. Adapun 170 juta di antaranya aktif di media sosial, di antaranya dengan rata-rata 3 jam 15 menit digunakan di media sosial untuk menonton video di YouTube, menonton vlog, mendengarkan musik streaming, mendengarkan siaran stasiun radio secara online hingga podcast. Berbagai aktivitas di online tersebut menjadi peluang untuk tindak kejahatan cyber.
Menurut statistik yang dikutip dari kominfo, Indonesia pun ada di peringkat ke-2 dunia kasus kejahatan siber, sementara di posisi pertama ditempati Ukraina. Bisa dibayangkan bagaimana rawannya kejahatan siber yang memanfaatkan data pribadi dan jaringan komputer akan memanfaatkan korbannya,
“Laporan tiap tahun mengenai kejahatan siber pun tinggi, kasusnya ada yang selesai dan masih berstatus dalam pelaporan penanganannya,” kata Tanzela Azizi, Instruktur Edukasi4ID saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, pada Rabu, (22/9/2021).
Kerugian dari kejahatan siber pun berimbas pada sisi finansial, di pertengahan tahun 2020 saja dengan aduan 5.093 kasus, total kerugian yang dialami mencapai Rp17,69 miliar. Dari kejahatan siber, terdapat 5 jenis konten negatif tertinggi selama tahun 2020 yaitu penipuan, pengancaman, pemerasan, penghinaan dan pencemaran. Adapun jenis platform terlapor yang tertinggi adalah Whats’App, Instagram, Facebook, dan SMS.
Sehingga masyarakat Indonesia tak cukup melek digital saja, warga digitalnya juga harus pintar membaca dunia digital. Lebih lanjut dia mengatakan ada beberapa jenis kejahatan siber yang sering terjadi di internet. Seperti pelanggaran privacy, pelanggaran kekayaan intelektual, akses tanpa izin ke sistem dan layanan komputer, serta konten ilegal hingga sabotase dan pemerasan siber.
Untuk menghindari tindak kejahatan siber, perhatikan cara aman dalam bermedia sosial. Gunakan sumber terpercaya, pilih aplikasi dan laman yang aman, aktifkan verifikasi dua langkah, sembunyikan tanggal lahir, jangan pasang lokasi unggah, jangan unggah kartu identitas, hapus pertemanan dengan orang tidak dikenal, jangan unggah sesuatu yang berkaitan dengan anak kecil, dan jangan terlalu menunjukkan situasi pekerjaan.
Webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Bogor, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siberkreasi. Di webinar kali ini hadir juga nara sumber lainnya seperti Enung Yusi, Wakabid Kurikulum MAN 5 Bogor, Ridho Wibowo, Instruktur Virtual Coordinator Trainning Jawa Barat, dan Renny Fernandez, seorang Sutradara Iklan dan Video Klip.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 provinsi dan 514 kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.